Pentingnya Imunisasi Komplit untuk Sehat Kini dan Nanti

Imunisasi

Dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia yang jatuh pada 16-22 April 2022, maka Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan mengadakan webinar temu blogger  dengan tema “Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap: Sehat Kini dan Nanti, Bersama Kita imunisasi”. Acaranya diadakan Selasa, 12 April 2022. Isi materinya padat dan bergizi, mengingatkan kita akan pentingnya imunisasi komplit.

Para narasumber dalam webinar ini adalah Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), MSI dan Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTrop.Paed dengan dimoderatori dr. Nathalia Ningrum Sp.A. Acara dibuka oleh dr. Prima Yosephine, MKM sebagai Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi.

Materi yang disampaikan Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), MSI bertema “Pentingnya Imunisasi untuk Cegah Sakit Berat, Cacat, dan Kematian Anak-Cucu dan Saudara Kita”. Beliau memulai paparannya dengan mengingatkan bahwa setiap keluarga ingin semua anggota keluarga sehat wal’afiat.

Menariknya, saat ini banyak masyarakat di Indonesia yang mengakses informasi kesehatan melalui media sosial, baru ke media lainnya. Pertanyaan tentang vaksin Covid-19, misalnya, juga banyak dicari warga media sosial. Oleh karena itu penting bagi penyebar informasi melalui media sosial untuk menyampaikan  informasi yang benar, bukan malah menyesatkan.

Narasumber temu blogger pekan imunisasi dunia
Oleh karena saat ini masih masuk pandemi Covid-19  maka informasi yang banyak dicari adalah tentang Covid-19 dan vaksin. Dari Maret 2020 hingga 10 April 2022 terkonfirmasi 6.032.707 kasus di mana ada 156.626 yang meninggal.

Dari korban yang meninggal, 1.868 di antaranya adalah anak-anak, usia 0-5 tahun ada 934 korban dan 6-18 tahun juga 934 orang. Kasus Covid-19 ini meningkat terutama setelah libur panjang, seperti yang terjadi pada libur panjang 2021.

Agar dapat mencegah virus ini menular ke keluarga kita maka kita perlu untuk selalu mengenakan masker,  menjauhi kerumunan, melengkapi vaksinasi vaksin yakni usia 6-17 tahun dua kali vaksin dan usia 18 tahun ke atas dengan tiga kali vaksin. Yang tak kalah penting juga menyantap makanan bergizi.

Rubella CampakDifteri
Selain Covid-19, ada beragam penyakit menular dan berbahaya bagi anak-anak. Penyakit tersebut di antaranya campak, rubella, difteri, dan tetanus neonatorum. Penyakit ini masih ada di sekitar kita. Pada tahun 2020 kasus campak mencapai 3.305 dengan 191 terkonfirmasi. Lalu juga ada 108 penderita rubella, 259 difteri, dan 4 tetanus neonatorum. Ini menunjukkan penyakit menular berbahaya ini masih di sekitar kita.

Pada tahun 2022 kasus campak terkonfirmasi laboratorium terdapat di 35 kabupaten/kota di 14 provinsi. Sedangkan rubella terkonfirmasi lab ada di 37 kabupaten/kota di 14 provinsi.

Penyakit campak ini dikarenakan oleh virus. Ia bisa menyerang bayi, balita, dan anak sekolah. Biasanya ditandai dengan batuk, pilek, demam, sesak, dan bintik merah. Jika tidak diobati dengan baik maka seorang bayi yang terkena campak maka bisa mengalami kejang dan radang otak, juga bisa mengalami radang paru atau pneumonia.

Sedangkan rubella menyerang janin dalam kandungan. Pada tahun 2012-2018 terdapat 1600 bayi cacat karena rubella. Penyakit ini bisa menyebabkan kelainan jantung (79,5%), buta akibat katarak (67,6%), keterbelakangan mental (50%), otak tidak berkembang dengan baik (48,6%), dan tuli (31,1%).

Penyakit rubella memiliki biaya yang besar penanganannya, yakni sekitar Rp 619 juta/orang hingga usia 8 tahun. Biaya tersebut meliputi biaya operasi, terapi, obat, perawatan cacat. Selanjutnya penderita memerlukan terapi bicara, operasi katarak, alat bantu dengar, dan rehabilitasi.

Imunisasi komplit

Oleh karenanya penting bagi bayi, balita, dan murid SD untuk melakukan imunisasi campak rubella.

Bagaimana dengan difteri? Rupanya hingga tahun 2022 paparannya masih mencapai 23 kabupaten/kota di 10 provinsi.

Penderita difteri umumnya mengalami sumbatan jalan nafas dan otot jantung rusak. Korban meninggal pada tahun 2017-2018 mencapai 44 orang dari 939 penderita.  Umur pasien kebanyakan usia kurang 18 tahun yaitu 77 persen. Hal ini dikarenakan mereka tidak melakukan imunisasi sebanyak 66 persen dan 31 persen di antaranya tidak lengkap.

Penyakit berbahaya berikutnya adalah polio. Penyakit ini juga masih ada di negara-negara Asia.

Nah pada Bulan Imunisasi Anak Nasional, Kemenkes akan mengadakan imunisasi kejar untuk melengkapi status imunisasi anak, dengan dosis imunisasi tambahan campak rubella. Targetnya adalah anak balita di seluruh provinsi. Tahap pertama mulai Mei 2022 adalah provinsi luar Jawa. Lalu tahap kedua mulai Agustus 2022 untuk pulau Jawa.

Bulan imunisasi
Imunisasi lengkap dan tambahan itu penting untuk meningkatkan dan mempertahankan konsentrasi antibodi agar tetap tinggi  juga memberikan proteksi lebih lama terhadap bahaya penyakit menular.

Anak-anak perlu di imunisasi lengkap. Usia 1 tahun bayi harus sudah lengkap lima imunisasi dasar. Lima imunisasi dasar lengkap yaitu Hepatitis B 4x, BCG 1x, Polio 4x, DPT-HB 3x, dan Campak 1 sehingga mereka terhinda dari polio, difteri, batuk rejan, tetanus, campak, rubella, TBC, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia.

Imunisasi ini aman bagi mereka yang berkebutuhan khusus dan juga bagi anak-anak yang punya penyakit kronis dan mereka yang rutin mengonsumsi obat.

Pentingnya imunisasi

Imunisasi ini bisa dilakukan di Posyandu, rumah sakit, klinik, dan lainnya. Kalian bisa mencari yang tempatnya mudah dijangkau.

Selanjutnya giliran Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTrop.Paed menyampaikan materi dengan tema “Imunisasi Aman dan Berkualitas”.

Imunisasi ini aman. Pemerintah selalu mengawasi jika ada kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi alias KIPI (kejadian ikutan paska imunisasi). KIPI ini berupa gekala dan tanda klinis.

Kemenkes menyediakan Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI Pusat dan Tingkat Daerah. Komite ini bersifat independen dan untuk tingkat daerah sudah ada di 34 provinsi.

Laporan yang diterima ini dikaji dan kemudian diklasifikasikan, seperti terkait produk vaksin, kekeliruan prosedur imunisasi, koinsiden, dan tidak terklasifikasi.

Pemantauan ini sendiri dilaksanakan secara kontinyu dan seksama. KIPI sendiri umumnya merupakan reaksi alami tubuh untuk membentuk antibodi yang bersifat ringan dan singkat.

Imunisasi agar sehat

Nah bagaimana? Tak ragu lagi kan untuk vaksin. Dengan vaksin maka keluarga bisa terlindungi. Secara tidak langsung vaksin juga dapat mencegah penyakit di lingkungan keluarganya juga sekelilingnya. Sehat itu utama dan paling berharga. Oleh karenanya penting bagi keluarga kita untuk imunisasi komplit.

Gambar sampul dari Suara Surabaya. Gambar lainnya dari slide paparan temu blogger

 

~ oleh dewipuspasari pada April 17, 2022.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: