“Thor:Love and Thunder”, Meriah Namun Mudah Dilupakan

Film “Love and Thunder” mulai tayang Rabu (6/7) lalu. Respon penonton beragam, ada yang memuji, namun tak sedikit yang kecewa akan jalan ceritanya. Kalau aku sendiri, merasa kecewa karena jalan ceritanya yang makin tidak karuan dan sisipan konten LGBTQ+ yang makin banyak. Mungkin sosok Gorr lah yang menyelamatkan film ini sehingga masih cukup menarik untuk ditonton.

Cerita dalam film ini melanjutkan petualangan Thor (Chris Hemsworth) bersama Guardians of Galaxy. Mereka bersama-sama memenuhi panggilan minta tolong dari setiap warga galaxy. Hingga di suatu tempat, Thor mendapatkan hadiah berupa dua kambing besar yang suka berteriak.

Thor kemudian menerima permohonan bantuan dari Sif (Jaimie Alexander), kawannnya. Ada ancaman dari sosok bernama Gorr (Christian Bale). Ia telah membunuh beberapa dewa dengan pedang terkutuk bernama Necrosword karena ia merasa dewa-dewa tak pernah mendengar doanya. Putrinya, Love (India) meninggal setelah lama sekarat. Kini Gorr sedang dalam perjalanan menuju New Asgard.

Ketika Thor sampai di New Asgard, ia melihat banyak monster menyerang New Asgard. Valkyrie (Tessa Thompson) nampak kerepotan. Thor terkejut ketika melihat senjatanya, Mjolnir kembali muncul. Namun ia tak datang kepadanya, melainkan ke sosok Thor baru alias Mighty Thor, yang rupanya adalah mantan kekasihnya, Jane Foster (Natalie Portman).

Marvel Studios’ Thor: Love and Thunder

Thor, Mighty Thor, Korg (Taika Waititi), dan Valkyrie kemudian harus menghadapi Gorr yang cerdik. Ia menggunakan umpan anak-anak New Asgard untuk memancing mereka.

Spoiler Alert!

Cerita yang Berwarna-warni dan Lebih ke Komedi

Sejak film “Thor 3”, aku merasa ada perubahan besar dalam ceritanya. Mungkin karena sutradaranya adalah Taika Waititi, sehingga genrenya lebih ke komedi. Thor dan kawan-kawannya berubah jadi sosok yang komikal.

Dalam film ini ceritanya campur aduk. Ada sosok Ghor yang mengancam keberadaan para dewa lalu ada perkenalan sosok superhero baru yang rupanya adalah mantan kekasih Thor. Ini menjadi konklusi hubungan antara Thor dan Jane. Juga diperkenalkan jagat para Dewa di sini.

Meski meriah, kocak, dengan CGI yang cukup menawan, namun yang tersisa usai menontonnya adalah hambar. Semarak, jenaka, namun mudah dilupakan. 

Ada banyak adegan yang terkesan dipaksakan, seperti Thor yang dipermalukan dengan pakaiannya yang disibak. Juga, sisipan konten LGBT+-nya makin kencang, seperti orang tua Korg yang keduanya pria, Valkyrie yang menggoda gadis pelayan dewa yang cantik, dan lainnya.

Disney saat ini memang makin terang-terangan dalam menunjukkan dukungannya kepada komunitas pelangi karena menganggap hal tersebut adalah bagian keberagaman.  Oleh karenanya orang tua perlu mendampingi anak-anak dalam menyaksikan film Disney yang mendapatkan label PG13+. Komunitas LGBTQ+ memang ada di sekitar kita, namun untuk pengenalan anak-anak tentang keberadaan mereka perlu disampaikan oleh orang tua dengan perlahan-lahan.

Keberadaan Mighty Thor juga seolah-olah makin menunjukkan Disney untuk mendukung kesetaraan gender. Ke depan superhero Marvel sepertinya bakal didominasi perempuan, setelah diperkenalkan penerus Hawkeye yaitu Kate Bishop, lalu penerus Black Widow yakni Yelena. Kemudian ada Ms. Marvel, Pepper Pots yang menjadi Rescue, Shuri yang kemungkinan menjadi penerus Black Panther. Kemudian bakal ada She Hulk. Di semesta lain juga ada Captain Britain yang merupakan Peggy Charter. Bisa jadi nantinya ada Spider-Girl dan lainnya. Entah kenapa ya, kok jadi banyak versi perempuannya, tidak bikin superhero perempuan otentik saja.

Dewa-dewa Jadi Lelucon

Sebenarnya akan lebih bagus apabila Thor setia dengan mitologi Nordik, dengan Valhala dan dewa-dewa yang ada di mitologi Nordik. Namun rupanya MCU ingin melebarkan jagatnya, setelah diperkenalkan jagat jin dalam Ms. Marvel, kini mereka meluaskan cakupan dewa-dewanya. Sebenarnya hal ini juga ada dalam serial “Moonknight”, apa jangan-jangan Marvel nanti ingin mempertemukan dewa-dewa di serial “Moonknight” dengan yang ditampilkan dalam “Thor 4”. Ehm kalau iya, jagatnya makin kompleks. 

Adanya jagat dewa-dewa ini bisa jadi tanda tanya. Mengapa mereka tak turun tangan ketika Thanos datang? Apakah di jagat dewa-dewa juga berlaku konsep multisemesta? Entahlah.

Berbeda dengan dewa-dewa Nordik, dewa-dewa yang diperkenalkan di sini terasa konyol. Mereka bak lelucon, seperti sosok yang hanya sibuk dengan citra dan dirinya sendiri. Dewa Zeus (Russel Crowe) didegradasikan. Ia bak dewa tua yang konyol dan hanya peduli dengan dirinya sendiri. Jadi makin aneh ceritanya.

Adanya dewa-dewa mitologi Yunani juga membuatku bertanya-tanya. Oleh karena dewa-dewa Yunani banyak muncul di semesta DC Comics, seperti Ares yang muncul di Wonder Woman. Apakah nanti MCU juga akan melakukan crossover dengan DC Comics?

Film yang Konyol dan Penyelamat Film adalah Gorr

Sepertinya memang “Thor 4” dikemas untuk menjadi film superhero yang jenaka. Aku terkejut ketika ada adegan teatrikal Thor di New Asgard yang pemerannya ada Matt Damon sebagai Loki dan Sam Neil sebagai Odin. Waduh kok jadi turun kelas ya Matt Damon dan Sam Neill di sini.

Untunglah ada Christian Bale. Di antara naskah dan cerita yang kacau-balau, ia tetap tampil bersinar. Ialah sosok penyelamat dalam film ini. Kehadirannya berhasil memunculkan kengerian dan kewaspadaan, apa yang sedang direncanakannya. Ia sosok penjahat yang cerdik.

Selain itu tampilan sosoknya juga menarik. Sosok Gorr seperti perpaduan Dementor dan Voldemort. Nampak licik dan cedik. Di komik, ia sosok yang berbahaya karena selain memiliki senjata mematikan, ia juga punya bakal akal.

Oh iya dalam film Thor 4 ini banyak dihiasi dengan lagu-lagu dari Guns N’ Roses.  Ada “Welcome to The Jungle”, “November Rain”, dan “Sweet Child O’Mine”.

Gambar dari IMDb

~ oleh dewipuspasari pada Juli 8, 2022.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: