Gayatri
Namaku Gayatri
Dyah Gayatri Dewi
Gayatri Sri Rajapatni
Kenanglah aku
dalam Prajnaparamita
Ada beberapa putri raja, juga ratu dan permaisuri yang disebut-sebut dalam sejarah kerajaan di Jawa Timur. Kalian mungkin pernah mendengar Dewi Kilisuci, Tribuana Tungga Dewi, Ken Dedes, dan Candra Kirana. Akankah kalian pernah mendengar sosok Gayatri?
Nama Gayatri mungkin kurang sepopuler nama-nama di atas. Tapi putri Singosari, putri bungsu Kertanegara ini adalah sosok yang menarik.
Ia menjadi saksi sejarah ketika ayah dan kerajaannya dihancurkan oleh pasukan gabungan Kediri dan Mongolia. Ia berada di sisi suaminya, Raden Wijaya, menghidupkan Majapahit.
Ia juga yang seharusnya menduduki tahta setelah kematian Jayanegara. Tapi seperti Kilisuci, ia tidak merasa tertarik dengan tahta. Waktunya ingin dihabiskannya untuk mendekatkan diri kepada sang Ilahi. Ia pun menjadi biksuni. Tahta diserahkan ke putrinya yang kemudian membawa kemasyhuran Majapahit, dilanjutkan cucunya yang membawa Majapahit ke puncak kejayaan.
Aku sendiri tak tahu banyak tentang Gayatri. Bahkan juga baru tahu ada candi bernama Candi Gayatri.
Lalu siapakah Prajna Paramita yang disebut oleh Gayatri? Prajna Paramita dianggap sebagai dewi berkedudukan tinggi, sebagai lambang ilmu pengetahuan yang sempurna. Setahuku Ken Dedes yang diwujudkan dalam arca Prajna Paramita. Rupanya Gayatri juga. Arca perdarmaan Gayatri ini ditemukan di Boyolali.
Dari arca tersebut ditemukan motif patola yang biasa ada di kain gringsing Bali. Majapahit dan Bali memang erat kaitannya. Motif patola ini dianggap memiliki unsur mistis dan penolak bala.
Ada banyak hal yang tak kuketahui. Sepertinya suatu ketika aku harus kembali jelajah candi-candi lagi dan memahami Kakawin Negarakertagama.