Angkat Topi untuk Tim Pemasaran KKN di Desa Penari
Sebuah film yang bagus tidak selalu beruntung menjaring banyak penonton. Namun ada kalanya film yang biasa-biasa saja malah sukses menarik minat penonton. Ya, salah satu kunci sukses tersebut adalah momen yang tepat, strategi pemasaran dan promosi, dan tim pemasaran yang solid. Untuk urusan pemasaran dan promosi ini aku angkat topi ke tim KKN di Desa Penari.
Dulu aku pernah membuat analisa dari kacamata orang awam alasan film KKN di Desa Penari ini sukses menjaring 9,2 juta penonton. Kesuksesan ini multifaktor, bukan hanya karena faktor keberuntungan.
Mereka bersabar meski filmnya tertunda dua tahun dan euforianya telah menurun. Berkat momen yang pas yakni libur lebaran, strategi promosi yang oke, dan rasa penasaran penonton terutama penggemar Simplemen, maka film KKN di Desa Penari sukses besar dan mencetak rekor film Indonesia terlaris 2022 dan sepanjang masa.
Angka 9.2 juta penonton tentunya tak sedikit. Apalagi saat itu tiket bioskop harganya sedikit lebih mahal dibandingkan biasanya dan tidak ada promo.
Oleh karenanya ketika kemudian diumumkan bakal ada versi extended-nya dengan judul KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Serem, ada pihak yang mencibir mereka belum puas untuk mengumpulkan jumlah penonton. Tapi bukankah film Hollywood juga sama, ingat kan Spider-Man 3 kemarin juga ada versi extended yang diputar di bioskop. Film lainnya, seperti Titanic dan Trilogi The Lord of the Rings juga ada versi extended-nya meski dirilis di DVD dan Blu-ray.
Ya, menurutku sah-sah saja mereka menayangkan versi panjangnya. Bahkan menurutku jika mereka berhasil, maka ini bisa menjadi sesuatu fenomena yang menarik, bagaimana film yang dicintai dan dicerca tetap menarik minat penonton.
Dan melihat kinerja strategi pemasarannya hingga kini, sepertinya mereka cukup berhasil. Mereka telah menjual tiket presale untuk pemutaran tanggal 29 Desember di beberapa kota, seperti Jakarta dan Bogor. Dari cek secara acak, kulihat kursi di Citra XXI pukul 19.45 sudah hampir penuh. Kucek tiga pertunjukan di Metmall Cibibur XXI sudah abu-abu dan tidak bisa diklik. Bisa jadi sudah sold out. Luar biasa.
Memang ada promo beli 1 dapat 1. Namun meski harga tiket jadi lebih murah, ini menunjukkan masyarakat masih tertarik menontonnya.
Jika pada penayangan sebelumnya, film ini dibilang beruntung, aku malah merasa tim pemasaran dan promosinya itu cerdik. Bisa jadi mereka melakukan riset. Kali ini saja momen penayangannya juga pas, yakni liburan anak sekolah dan liburan akhir tahun.
Padahal mendapatkan jadwal tayang di bioskop saat ini susah karena banyak film Indonesia yang antri. Selain itu mereka juga berebut layar. Jika film sepi pada pekan pertama penayangan maka bisa jadi layar ke depannya akan dibabat habis.
Peran tim pemasaran dan promosi memang penting. Kita bisa melihat sendiri bagaimana kurang beruntungnya Sri Asih karena mesin promosinya yang kurang cerdik dan momennya yang kurang pas karena jadwal tayangnya dimundurkan. Saat itu mereka juga berhadapan dengan Black Panther 2 di mana fans Marvel sudah terbentuk dengan baik.
Lantas apakah film KKN di Desa Penari Extended tak takut berhadapan dengan Avatar 2? Ehm kompetitor KKN sepertinya bukan Avatar 2, melainkan film Indonesia sendiri seperti Cek Toko Sebelah 2 dan Argantara. Film CTS 2 sepertinya sudah punya pangsa pasar tersendiri, namun sepertinya agak susah menembus rekor film pertamanya karena ada faktor kejenuhan dengan adanya serial CTS. Sedangkan untuk film remaja romantis entah kenapa prospeknya kurang cerah untuk tahun ini. Tapi bisa jadi prediksiku salah.
Dari bincang-bincang dengan Awi Suryadi sekitar bulan Mei, memang ada banyak adegan yang belum dimasukkan ke KKN versi reguler dan uncut. Adegan tersebut misalnya saat Widya berkenalan dengan anggota KKN di kampus.
Dari berita di media, ada sekitar 40 menitan yang ditambahkan. Totalnya sehingga jadi 2 jam 50 menit. Disebutkan juga ada proses editing lagi sehingga bisa jadi ceritanya lebih runtut dan tidak lompat-lompat seperti di versi sebelumnya yang banyak dikeluhkan penonton.
Nah agar penggemar Simplemen tertarik untuk menonton, maka diselipkan film pendek pengantar ke semesta Sewu Dino dengan trah pitunya. Film pendek berdurasi 10 menitan Sequence Zero ini akan menjawab rasa ingin tahu penggemar Simplemen tentang sosok Atmojo dan ingon-ingonnya, Sengarturi yang menakutkan.
Aku sendiri agak lupa dengan kisah Sewu Dino. Level seremnya memang lebih mencekam daripada KKN di Desa Penari dengan unsur gore. Seingatku ceritanya tentang gadis desa bernama Sri yang ditugaskan menemani ‘seseorang’ di gubuk tengah hutan. Tapi ‘seseorang’ itu bukan orang biasa. Film pendek Sewu Dino ini digarap. Oleh Kimo Stamboel yang terkenal dengan horor dengan unsur gore-nya jadi sepertinya lebih brutal.
Prediksiku KKN di Desa Penari versi extended bisa mengumpulkan hingga 300 ribu penonton atau malah lebih. Andaikata salah, aku mohon maaf.
Gambar dari akun Twitter Awi Suryadi dan Simplemen.