Seni Makanan Pedas

Seni makanan pedasDulu ada masa orang-orang gandrung akan makanan pedas. Sekarang pun masih, tapi tidak sepopuler beberapa tahun lalu. Seolah-olah dulu ada anggapan mereka yang pemberanilah yang bisa menghabiskan masakan pedas. Yang pedas jaminan nikmat. Benarkah?

Tren masakan pedas pada masa-masa tersebut membuat berbagai makanan diberikan level kepedasan dan nama yang seakan-akan menyeramkan. Ada mie setan dengan berbagai tingkat kepedasan. Lalu ada mie rebus dengan begitu banyak cabe rawit. Lainnya ada makaroni, seblak, dan macam-macam yang juga menganut genre semakin pedas semakin menantang.

Ada istilah kapok lombok. Ini bisa dimaknai harfiah, namun juga bisa dimaknai simbolis. Secara harfiah, mereka yang suka pedas dan kemudian kepedasan, suatu ketika bakal mau lagi menyantap yang pedas. Kapoknya hanya sementara. 

Rasa pedas memang salah satu yang bisa meningkatkan nafsu makan. Namun, pedas ini ada batasnya. Jika terlalu pedas maka yang terjadi kemudian akan sebaliknya. Rasa pedas yang teramat sangat pun kemudian bisa berubah menjadi sesuatu yang sulit ditoleransi indera pengecap, kepedasan, tenggorokan terasa terbakar, perut kemudian sakit melilit, diare, dan sebagainya. Oleh karenanya menyantap sesuatu yang terlalu pedas bisa berbahaya bagi tubuh.

Tapi bisa jadi pendapatku salah. Dalam series The Way of the Hot and Spicy, pegawai baru sebuah divisi pemasaran dikenalkan dengan seni menaklukkan makanan pedas. Makanan pedas adalah katarsis. Jika ia bisa mengalahkan rasa pedas itu maka ia akan bisa menaklukkan kesulitannya. Dan, akhirnya si pegawai baru pun kuat menghabiskan masakan pedas. Ia selalu bersemangat setiap kali usai menyantap makanan pedas. 

Omong-omong kalau kalian kuat makan mie level berapa?

Gambar dari The Way of the Hot and Spicy

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Januari 26, 2023.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: