Episode Ke-3 The Last of Us yang Menuai Berbagai Reaksi
Episode kedua The Last of Us ditutup tragis dengan Tess yang mengorbankan dirinya karena ia telah terinfeksi. Sementara begitu banyak zombie yang siap mengeroyok mereka. Joel dan Ellie pun bertualang berdua mencari markas Fireflies.
Episode ketiga diawali dengan Joel dan Ellie yang tengah beristirahat di sebuah hutan. Lalu mereka meneruskan perjalanan dan menemui kuburan massal. Tujuan mereka sendiri adalah rumah kawan Joel, Bill (Nick Offerman) untuk meminjam mobil.
Cerita lalu flashback ke masa lalu Bill, bagaimana ia bertahan hidup selama ini, pertemuannya dengan Joel dan Tess, lalu hubungannya dengan pria bernama Frank. Episode ketiga The Last of Us ini mengejutkan. Tak heran apabila ada berbagai reaksi, pro dan kontra penonton Indonesia dan mancanegara. Hal ini dikarenakan porsi hubungan Bill dan Frank yang terasa berlebihan dan menyita hampir dua pertiga episode.
Yang pro dan menyukai episode ketiga menganggap cerita berlarut-larut tentang hubungan romantis sesama pria itu digarap begitu hangat dan menyentuh. Lagipula di versi game, keduanya juga digambarkan sebagai gay.
Mereka yang menolak dan kesal menyayangkan adegan LGBT yang begitu berlebihan. Terlalu vulgar. Dan sebenarnya jika porsinya dipersingkat, hanya sekelebatan saja rasanya tidak mengurangi cerita. Malah akan lebih bagus jika masa lampau Tess yang dikisahkan dan hubungannya dengan Joel.
Memang belakangan sulit sekali menghindari karakter dan cerita LGBT, baik di serial maupun di televisi. Di animasi termasuk anime pun juga karakter ini muncul.
Kaum LGBT memang ada di antara kita, ini tak bisa dipungkiri. Tapi apakah semua serial dan televisi harus memiliki karakter seperti itu untuk menunjukkan keberagaman? Uhm entahlah. Karakter berdarah Asia Tenggara saja jarang dipertunjukkan dan sepertinya penonton Asia juga tak masalah.
Kembali ke The Last of Us, HBO memang sering memasukkan unsur LGBT untuk menunjukkan perwakilan atau memang karakternya sudah ada di cerita aslinya. Di serial Game of Thrones dan The House of the Dragon, karakter LGBT ada. Tapi tak banyak yang protes karena porsinya juga sedikit, paling banter sekian menitan. Sementara di serial The Last of Us, adegan LGBT ini lebih dari 30 menitan dan vulgar. Ya, yang merasa keberatan, mau tak mau terpaksa harus skip atau mempercepat adegan ini.
Bagaimana jika adegan LGBT akan semakin banyak di episode mendatang? Ya itu nanti pilihan penonton sendiri. Kalau aku sendiri,
selama karakternya kurang penting dan ceritanya tidak signifikan, mending adegan tersebut di-skip saja.
Gambar dari HBO
Agak mengerikan ya kalo banyak yang nonton dan ngikutin aksi lgbtnya ya,lumayan banyak itu 30 menit,huhu.
Reaksinya pro dan kontra baik dalam negeri maupun mancanegara. Sebaiknya adegan semacam itu sebentar saja toh nggak banyak ngasih kontribusi ke ceritanya. Di-skip juga nggak begitu ngefek ke ceritanya.