Ketika Ingin Cari Uang Saat SMA

JualanGara-gara di rumah dulu banyak buku karya Hilman seperti Lupus dan Olga, pas jaman SMA terpikir untuk cari kerja biar dapat duit. Lumayan kan apabila bisa belajar dan cari duit, sekalian menimba pengalaman. Tapi ternyata tak mudah cari duit pada masa tersebut.

Jaman itu teknologi digital belum seperti saat ini. Waktu itu di SMA masih begitu banyak PR dan kelasnya dibeda-bedakan antara kelas unggulan dan nonunggulan. Alhasil stres dan tekanannya lumayan.

Waktu luang yang tersisa biasanya digunakan teman-teman untuk berorganisasi, ikut ekskul, ngeband, atau sekadar nongkrong. Waktu SMA, aku ikut Teater dan pernah ikut kelompok ilmiah dan mading.

Melihat banyaknya tugas dan kesibukan ikut ekskul, rasanya keinginanku mendapat duit saat sekolah makin pupus. Tapi ternyata ada jalannya.

Yang pertama dapat beasiswa. Berhubung saat itu aku rajin belajar dan nilaiku cukup baik, akhirnya aku dapat beasiswa. Lumayan sih, hampir dua tahun aku bebas SPP. Nah oleh ortu, aku tetap diberikan uang SPP sehingga uangnya bisa kutabung dan sebagian bisa buat beli buku bacaan di deretan lapak buku bekas.

Kesempatan cari duit berikutnya dari guru Bahasa Indonesia. Tiba-tiba aku diminta buat artikel untuk dimasukkan ke majalah alumni. Honornya kecil, namun ya lumayan untuk anak SMA.

Yang ketiga adalah ikut bazaar. Ini juga gara-gara ditunjuk ketua kelas. Aku cuma punya satu hari memikirkan barang yang akan kujual mewakili stan kelasku. Kawanku berjualan cake buatan kakaknya. Aku masih buntu ide.

Akhirnya aku dan kakak membuat berbagai benda kerajinan dari kertas daur ulang. Bikin kotak pensil, notes, map, dan lainnya. Kami membuatnya semalaman. Kertas daur ulangnya aku ambil dari punya kakak. Ia dulu rajin membuat kertas daur ulang sendiri dan punya bisnis produk daur ulang bersama teman-temannya. 

Ternyata dagangan kami laku dan lumayan untung. Setelah dikurang bahan baku dan dibagi dua dengan kakak, hasilnya masih lumayan. Ini pengalaman berjualan yang sungguh menyenangkan.

Berikutnya kesempatan cari duit ada saat aku mempersiapkan ujian masuk PTN. Aku menerima tawaran kakakku memberikan les pelajaran kimia ke adik kelasku. Ia kukuh ingin masuk jurusan IPA. Akhirnya selama dua minggu aku memberikan les privat kimia, sedangkan kakak mengajarkan matematika.

Syukurlah adik kelasku lulus dan berhasil masuk jurusan impiannya. Ia bercerita ingin sekali setelah lulus masuk kedokteran.

Dan pekerjaan terakhir yang kulakukan semasa SMA adalah magang di Malang Pos. Di sana pekerjaanku serabutan, menerima telpon, mengetik berita dari faks (aku juga bingung kenapa tidak dikirim via email), juga melakukan wawancara dan menulis berita untuk rubrik remaja mingguan.

Aku melakukan pekerjaan ini sembari menunggu pengumuman apakah diterima di PTN atau tidak. Setiap hari aku tiba pukul 09.00 dan pulang pukul 15.00. Jika bengong, aku baca-baca saja koran yang ada di sana atau ngobrol dengan para staf. Nggak ada bayarannya sih. Aku juga hanya dapat uang saku pas-pasan dari ortu, jadinya kalau nggak bawa bekal ya jajan yang murah-murah di warung seberang stasiun kota.

Gara-gara magang di media, aku kemudian juga jadi penjaga pameran Malang Raya untuk stan Malang Pos bareng kawanku. Karena pernah berjualan di bazaar, ya rasanya mirip-mirip. Cuma memang kami nggak berjualan, hanya membagikan merchandise bagi yang mampir dan memamerkan foto-foto juga berita yang populer saat itu.

Aku tidak dibayar untuk jaga pameran. Aku mulai jaga sore hari hingga malam sekitar pukul 20.00. Karena ibu kuatir, akhirnya ia memintaku dijemput.

Sebenarnya aman sih jadi penjaga pameran. Toh bajuku juga blus lengan panjang biasa dan celana panjang. Aku juga tidak sendirian.

Stanku saat itu bersebelahan dengan stan Arema. Saat itu citra Arema masih bagus, tidak seperti saat ini yang tercoreng tragedi tersebut. Stan tersebut rame oleh para dedengkot Aremania.

Kalau ingat itu jadi sedih. Tragedi tahun lalu benar-benar seperti mimpi buruk. Kasihan para korban. Semoga mereka mendapat keadilan.

Ya itulah pekerjaan yang pernah kulakukan saat SMA. Serabutan dan honornya kecil kadang-kadang tidak dibayar. Tapi ya sebagian menyenangkan dan memberikan pengalaman. Setidaknya bisa dijadikan cerita.

Gambar oleh Anita Smith/Pixabay

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Februari 14, 2023.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: