Kenalan dengan Everlit dan Lagu-lagunya Yuk

Sebuah pesan masuk di Twitter. Kubuka isinya. Pengirim bernama Jordan Panfil memberitahukan single anyar band bernama Everlit. Game Over, judulnya. Aku pun mendengarkan lagu tersebut dan kemudian mendengarkan lagu-lagu lainnya dari band tersebut. Berikut ulasannya.

Terus terang aku baru kali pertama mendengar nama band satu ini. Ketika ku-googling, rupanya band Everlit berasal dari Philadelphia, Amerika Serikat dan dibentuk tahun 2004. Jordan Panfil adalah nama basisnya. Mereka terdiri dari empat anggota, Ryan Panfil (vokal), Anthony Michael (gitar), Jordan Panfil (bas), dan Jacob Castro (drum).

Hingga saat ini band ini telah merilis satu album mini berjudul Renovate (2015), album Welcome to the Show (2021), dan beberapa single seperti R.E.D (2016), Batshit (2021), Nightmare (2022), dan Game Over (2023).

Oke kita dengar satu-persatu ya.

Band ini menyebutkan diri mereka memiliki genre hard rock, yang juga terpengaruh oleh nu metal. Band-band yang mempengaruhi mereka di antaranya Deftones, Linkin’ Park, Green Day, dan Slipknot.

Kita mulai dari album mini Renovate (2015). Di dalamnya ada lima lagu, A Phoenix will Rise, Break Away, Square One, Black Out, dan Fake.

Lagu unggulan mereka adalah Break Away yang juga dibuat video musiknya. Video ini disutradarai oleh Mitch Martinez dan diproduseri Taylor Larson.

Everlit

Everlit

Dalam video klip ini nampak ketiga personel memainkan alat musik dan Ryan bernyanyi. Di adegan lainnya nampak seorang pria mencari sesuatu lalu bertemu dengan sosok yang ternyata kembaran dirinya.

Video klipnya sederhana namun berhasil menggambarkan pesan dalam lagu dan menyampaikan energi dalam lagu tersebut.

Lagu ini sendiri memiliki riff gitar yang asyik, gebukan drum yang mantap, dan bagian chorus yang mudah diingat.

Gotta break away, gotta break away
You bring me down
You’re so contagius

Berikut video musiknya:

Lagu berikutnya, a Phoenix will Rise bercerita tentang kebangkitan. Musiknya penuh energi dan vokalnya jernih. Ada kejutan di sepertiga lagu menjelang berakhir. Enak didengar saat pagi hari untuk memompa semangat.

Lagu Black Out bercerita tentang permainan seperti perburuan. Sedangkan lagu Square One bercerita tentang rasa sedih dan kekecewaan terhadap diri sendiri karena bisa dikontrol pihak lain.

Tembang Fake juga memiliki unsur balada. Ada percikan kejutan di beberapa bagian sehingga lagu ini tidak membosankan didengar. Lagu ini sendiri tentang kemarahan karena merasa dibohongi oleh orang yang dikasihi.

Single R.E.D. (2016) memiliki lirik dan nada yang mudah diingat. Ada bagian yang membuat pendengar ingin bergoyang. Lagu ini sendiri memiliki baris lirik yang puitis.

Sedangkan album Welcome to the Show terdiri dari sebelas lagu. Album ini dirilis tahun 2021. Lagu-lagu dalam album ini menurutku memiliki percampuran genre rock alternatif, power rock, dan nu metal.

Everlit Lagu-lagu ini semuanya memiliki musik dan lirik yang memompa semangat. Cadas dan energik. Hanya musiknya selintas agak mirip-mirip dan unsur kejutannya agak kurang jika dibandingkan dengan mini album sebelumnya.

Tema-tema dalam lagu umumnya tentang perlawanan balik, pengkhianatan, semangat untuk terus berjuang, juga rasa kesepian dan perpisahan. Ada juga nomor yang memiliki unsur balada seperti dalam tembang Gravity.

Favoritku dalam album Welcome to the Show adalah Unbreakable. Aku suka liriknya yang penuh semangat, dengan pilihan kata yang menggugah. Musiknya memiliki intro yang khas dan menggebrak. Musik menjelang akhir adalah bagian yang terbaik.

Single Batshit (2021) relatif biasa saja jika dibandingkan dengan lagu-lagu Everlit lainnya. Hanya lagu ini terasa unik karena di sini Ryan berduet dengan Kinnie Lane memberikan sesuatu yang segar.

Single Nightmare (2022) adalah favoritku. Lebih cadas dan dihiasi dengan scream di beberapa bagian sehingga memberikan efek yang segar dan dinamis.

Lagu ini memiliki intro yang mengintimidasi. Vokalnya juga terasa menghantui, dengan scream, lalu bergantian dengan vokal yang melodius sehingga memberikan lapisan yang asyik dan ledakan emosi yang membuat pendengar penasaran. Lagu yang membuatmu bersemangat dan adrenalinmu terpacu.

Berikut videonya:

Single anyar mereka, Game Over (2023) relatif melembut jika didengarkan setelah Nightmare (2022). Lagu ini memiliki intro yang lembut kemudian disusul dengan gebukan drum. Dan riff gitar yang membuat lagu menjadi semarak. Lagu ini disebut memiliki tema kemanusiaan.

Bagian paling asyik menurutku ketika Ryan melakukan scream. Rasa sedih dan marah bercampur baru dan tersampaikan oleh teriakan tersebut.

Ada video musik Game Over yang telah dirilis tiga minggu lalu. Video klip lagu ini juga digarap oleh Mitch Martinez. Gambar-gambarnya nampak suram dan misterius.

Berikut video klipnya:

 

Jika diurutkan lagu paling favorit dari Everlit adalah Nightmare, A Phoenix will Rise, Square One, Fake, Unbreakable, dan Break Away.

Semoga band Everlit terus eksis dan tetap semangat berkarya. Juga, makin dikenal pecinta musik mancanegara. Siapa tahu bisa tur ke Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Gambar milik Everlit dan IndieSound

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada April 2, 2023.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: