Anak-anak Kucing Liar

Seekor kucing tetangga yang ditelantarkan rupanya memiliki anak-anak. Aku melongo melihat satu-persatu anak kucing yang kurus dan lemah itu dibawa satu-persatu ke teras rumah.
Satu, dua, tiga. Kuhitung anak-anak kucing yang mungkin baru berusia satu bulanan ini. Eh kok warna orennya banyak ya. Yang oren ada empat. Astaga. Tunggu yang hitam belang ada tiga. Totalnya tujuh anak kucing. Wah banyak banget. Rumahku sudah kayak penampungan kucing deh.
Terus terang aku kesal ke tetanggaku. Mereka menaruh empat kucing dewasa di rumahnya yang hendak dijual dengan tujuan mengusir setan. Namun, menurutku itu hanya kedok. Mereka menelantarkan dan berniat membuang kucing itu. Soalnya kucingnya tak dirawat dan tak diberi makan.
Oleh karena halaman rumahku cukup luas dan sering jadi tempat leyeh-leyeh kucing liar, maka kucing-kucing malang itu juga singgah ke rumahku. Aku mulai kewalahan. Apalagi kucing betina itu membawa tujuh anaknya.
Ketujuh anaknya sebagian tak sehat. Tak lama dua anaknya meninggal. Aku kasihan. Sisa lima kucing juga nampak kotor, matanya mulai belekan, dan penampilannya kuyuh. Si kucing hitam belang nampak tiduran, demikian dua kucing oren.
Ehm aku tak tahu apa yang akan kuperbuat ke mereka. Hanya, aku tak tega membuang mereka karena pasti mereka tak akan selamat. Aku hanya ingin menciptakan kenangan menyenangkan bagi anak kucing malang itu di dunia. Setidaknya mereka sempat merasakan kasih sayang.
Kumulai membersihkan mata, wajah, dan memberi mereka makanan lunak dulu
