Kisah Mini: Musik Rock dan Dira
Catatan Dira:
Rock dan chillout, dua aliran musik yang kusuka. Tapi yang utama adalah musik rock. Rock itu identik dengan pemberantakan, seperti karakter diriku. Menjadi karyawan di perusahaan multinasional ini bukanlah gagasan terbaikku. Namun, gaji dan fasilitas yang ditawarkan membuatku tergiur dan terbujuk dan bertahan di perusahaan ini. Namun, kenyamanan ini kuperoleh setelah berteman dengan Mitha, atasanku.
Sebagai gadis yang normal aku pernah sangat iri kepadanya. Usianya sebaya denganku, namun ia telah meraih posisi sebagai manajer. Ia juga tidak begitu cantik, jauh di bawahku. Namun begitu mengenalnya, aku berbalik mengaguminya. Ia punya kharisma dan ‘bakat’ unik yang membuat orang menyukai untuk mendengar kata-katanya.
Jika kamu percaya dongeng, kamu akan seolah melihat Mitha sebagai peri. Uhm peri dalam imajinasiku juga berambut merah dan berambut ikal seperti Mitha.
Meski hubungan formal kami adalah atasan dan bawahan, Mitha teman karibku di perusahaan ini. Kami sering makan siang bareng meski Mitha kerap membawa bekal sendiri. Kami suka bergosip apa saja, terutama musik dan buku.
Berbeda denganku Mitha lebih menyukai musik chillout atau musik new age. Dia penggemar berat Greensleves. Menurut Mitha, Greensleves membuatnya seperti membuka pintu dunia peri dan berada di dalamnya. Ia juga menyukai Breathe-nya Sixpence None The Richer. Intinya Mitha identik dengan peri. Dari Mitha, aku mulai menyukai musik-musik aneh itu dari sekedar musik klasik, voices, musik meditatif, shoegaze seperti Sigur Ros dan Mew, hingga musik rock orchestra yang gelap seperti musik anti christ. Percayalah musik black metal itu membuatmu miris yang indah jika kamu sesapi perlahan. Namun, jangan overdosis. Bukan apa-apa, takutnya Anda terpengaruh dengan musiknya..yang lagi-lagi membuatmu merasa di dunia para pemuja setan…hehehe.
Tentang musik rock, aku banyak menularkannya ke Mitha. Aku pernah menunjukkannya fotoku dengan baju kulit yang ketat, gelang bergerigi, dan kalung aneh. Hehehe gaya yang norak, iseng-iseng kuabadikan waktu masih di bangku SMU. Dulunya aku juga vokalis dan gitaris band sekolah yang fokus di musik rock. Lagu Alanis, Metallica, Nirvana, Mr Big, Korn, Slipknot biasa kubawakan. Era akhir 1990-an.
Meski usiaku tidak lagi remaja, dan hampir menginjak akhir 20-an, aku masih meng-update musik rock saat ini. Belum ada yang fenomenal untuk menggantikan masa Linkin Park. Ada Lostprophets dan The Used, cukup lumayanlah.
Rock bagiku musik yang bergairah. Bisa dinikmati kapan saja. saat kamu sedih, dikhianati, atau merasa tertindas, musik rock akan menjadi sahabat pelipur laramu, contohnya lagu-lagu Alanis, Losing Grip-nya Avril, She Spider-nya Mew. Saat kamu ingin berbuat iseng, musik rock akan menuntunmu, seperti lagu-lagu Ugly Kid Joe. Jika ingin kencan yang unik, mintalah pacarmu mendengarkan Rock Show-nya Blink 182 atau So Pure-nya Alanis. Jika kamu jatuh cinta, musik Mr Big atau Walking After You-nya Foo Fighter layak didendangkan.
Gara-gara bersahabat dengan Mitha, aku mulai menyukai musik Mew bertajuk She Came Home for a Christmas. Musiknya lembut, menenangkan, dengan lirik yang tak biasa. Namun, aku paling suka saat memasuki akhir dan Jonas memamerkan lengkingan tenornya. Dan ketika aku menemukan video klipnya di you tube, aku tertegun. Peri hutan itu mirip sahabatku Mitha, dan beruang di video klip itu membuat pikiranku tertuju ke pangeran khayalan Mitha, pangeran Mitha. Apakah Mitha merangkai kehidupannya mirip cerita dalam video klip itu???
Terkait
~ oleh dewipuspasari pada April 12, 2011.
Ditulis dalam Kisah Mini
Tag: black metal, blink 182, chillout, dira, Mew, mitha, Mr Big, new age, rock, Sigur Ros, Ugly Kid Joe