Kisah Ritual Dayak di Interchange

Di Indonesia dan Malaysia terdapat banyak suku dimana tiap suku memiliki keunikan dan ritual adat tersendiri. Dalam Interchange, suku Dayak menjadi fokus cerita, sebuah kisah yang potensial namun sineas pembuatnya terasa sulit menyampaikan ke para penonton, sehingga sebagian pesan dalam film terasa buram, penonton hanya meraba-raba.

Film kerja sama Indonesia dan Malaysia ini dibuka oleh sebuah kasus pembunuhan di sebuah klub malam. Penampakan korban mengerikan dengan pembuluh darah terurai dan darah yang seolah dihisap habis. Di sekitar TKP terdapat bulu burung dan kaca negatif film.

Detektif yang bertugas, Man (Shaheizy Sam) kemudian mendatangi kawan lamanya, Adam (Iedil Putra) yang bertugas sebagai fotografer forensik. Adam sebenarnya sudah pensiun karena muak dengan pekerjaannya. Ia memiliki kemampuan khusus sehingga terhubung dengan bayangan korban pembunuhan. Saat jenuh ia menghabiskan waktunya memotret sekelilingnya, termasuk penghuni apartemen yang ada di seberangnya. Suatu ketika kameranya menangkap sosok cantik yang kemudian dikenalnya sebagai Iva (Prisia Nasution).

Pembunuhan kembali terjadi dengan penampakan korban yang serupa. Man dan Adam melakukan investigasi dengan caranya masing-masing. Adam melakukan penelusuran terhadap kaca negatif film, sebuah metode lampau sebelum ditemukan negatif film seperti saat ini. Ia menuju ke sebuah studio film yang antik. Pengelolanya (Chew Kin Wah) seolah tak asing dengan Iva. Iva yang misterius juga kerap membayangi Adam sehingga Adam merasa perkenalan mereka bukan sebuah kebetulan.

Di satu sisi ada pria misterius bernama Balian (Nicholas Saputra). Ia juga bersinggungan dengan Iva. Man menduga Balian terlibat dalam misteri pembunuhan tersebut. Sedangkan Adam menemukan sebuah buku yang berkisah tentang suku dayak dan burung rangkong/enggang yang dikeramatkan.

Awalnya saya mengira-ngira bakal mendapat sajian ala X-Files tentang suku Dayak dan ritualnya. Tapi entah kenapa saya malah bingung pesan apa yang ingin disampaikan lewat misteri pembunuhan dan ritual mistis ini. Apa maksud pembunuhan itu? Dan ritual mistis itu apakah memang terkait dengan suku tersebut?

Setelah menonton film, saya banyak membaca tentang suku Dayak. Suku yang berdiam di Kalimantan ini kehidupannya terikat dan terpengaruh oleh alam. Mereka suku yang memiliki aturan yang keras bagi warganya yang melanggar aturan. Dan suku Dayak di Kalimantan terdiri atas kelompok-kelompok besar yang memiliki keunikan tersendiri.

Balian di kalangan suku Dayak dihormati karena memiliki kemampuan khusus. Ia dituakan untuk memimpin upacara adat.

Sedangkan burung enggang atau burung rangkong adalah burung yang dikeramatkan karena burung ini diangggap penjaga hutan dan simbol alam atas (alam dewata yang bersifat maskulin). Ia burung yang indah dengan warna kuning, merah, hijau dan bulunya kerap menghiasi pakaian adat suku Dayak, menjadi ukiran, dan lambang persatuan suku Dayak. Burung ini dikenal membantu menyebarkan biji tanaman. Ia juga menjadi maskot Kalimantan Barat. Sayangnya burung ini mulai langka karena paruhnya kerap diburu. Sangat memrihatinkan.

Sayangnya maksud ritual dan pesan film ini masih kabur. Amat disayangkan karena sudah ada si ganteng Nicholas Saputra, Om Chew Kin Wah yang semakin bersinar dan Prisia yang menarik perhatian sejak berperan di Sang Penari.

Detail Film:
Judul : Interchange
Sutradara : Dain Iskandar Said
Pemeran : Nicholas Saputra, Prisia Nasution, Iedil Putra, Shaheizy Sam, Alvin Wong, Nasiya Nissa, Chew Kin Wah
Genre : Supranatural
Rating : 6,8/10
Gambar dari sini

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Maret 9, 2017.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: