Kesempatan Kedua
Dira menatap langit dari jendela yang daun pintunya terbuka lebar. Tatapannya menerawang jauh. Ia tidak mengucap apa-apa, seolah-olah ia hanya ingin semesta tahu ia masih ada dan siap merengkuh kesempatan kedua.
Kesempatan pertama tidak berjalan dengan baik. Entah kenapa, Dira jika tidak tahu apa yang mendera raga dan menyandera pikirannnya. Ia tahu ia menyesal membiarkan kesempatan itu lewat begitu saja. Tapi kali ini ia tak akan membiarkan kesempatan itu pergi begitu saja. Ia harus berjuang dengan segala daya upayanya. Mungkinkah?
Bunyi menciap anak burung itu membuyarkan lamunannya. Burung- burung itu menyambut pagi. Nadanya terasa begitu optimis. Meskipun lahan terbuka hijau di Jakarta semakin menipis, mereka tetap gigih berjuang untuk hidup.
Kesempatan kedua itu adalah harapan. Dira tersenyum menyambut langit yang semakin keemasan. Ia siap mengambil risiko untuk mencapai harapannya tersebut.