Bagi Budget Traveler, Menginap Di Sini Tak Bikin Kantong Kering

Kalian masuk kategori wisatawan mana nih? Traveler yang bujetnya tak terbatas atau masuk wisatawan yang hemat dalam soal akomodasi agar bisa maksimal dalam mengeksplorasi tempat wisata? Kalau aku lebih seringnya menjadi budget traveler. Pilihanku biasanya memilih penginapan yang murah tapi teuteup nyaman, seperti ketika ke Jember.

Sebenarnya tidak ada rencana ke Jember. Tujuan kami berdua awalnya hanya ke Taman Nasional Baluran. Berhubung kami juga belum pernah ke Jember, tak ada salahnya sehari dua hari ke kota ini. Belum lengkap kan sebagai warga asal Jawa Timur tapi belum pernah ke salah satu kota yang terkenal dengan jajan suwar-suwirnya ini?!

Kota Jember rupanya adalah kota yang maju, tak kalah dengan Surabaya dan Malang. Bahkan beberapa ruas jalannya lebih lebar daripada kota Malang. Infrastrukturnya oke dan fasilitas seperti rumah sakit, sekolah,universitas negeri, dan hotel juga lengkap.

Berhubung kami baru kali pertama ke Jember, beberapa kali kami agak bingung dengan jalan di Jember. Ada yang ruasnya satu arah tapi ada juga yang dua arah. Alhasil kami lebih jeli memerhatikan kendaraan-kendaraan di depan agar tak salah kira.

Setelah asyik menikmati panorama menawan di  Pantai Papuma, kami bergegas ke penginapan untuk beristirahat. Oleh karena perjalanan kami masih panjang, kami memutuskan menginap di penginapan yang hemat. Pilihan kami adalah JC Homestay. Hotelnya berukuran sedang, berlantai dua. Lantai tiganya sedang dalam pengerjaan. Lokasinya tak jauh dari pusat kota. Persisnya di Jalan Sunan Drajat No 31 Telengsah, Jember Kidul.

Tarifnya murah meriah. Semalamnya sekitar Rp 188 ribu. Dengan tarif tersebut kami sudah mendapatkan kamar dengan kipas angin, televisi dengan saluran mancanegara, kamar mandi dalam dan sarapan pagi.

Kamar kami terletak di lantai dua. Kamarnya bersih namun tidak terlalu luas. Sedangkan model kamar mandinya memanjang. Oleh karena hotel bujet maka tak ada sabun dan sampo cuma-cuma. Tak masalah sih karena kami juga membawanya.

Kupikir Jember itu berhawa sejuk sehingga kipas tak kami fungsikan, colokannya kami gunakan untuk men-charge ponsel bergantian dengan power bank. Eh rupanya hawanya agak gerah saat itu, sehingga kipas tersebut saat malam lalu kami nyalakan.

Resepsionisnya ramah. Kami boleh nitip makanan beku ke dalam kulkas mereka.

Usai menyegarkan badan, kami pun melalang mencari makan malam. Sayangnya tempat makan yang hendak kami tuju sudah tutup. Akhirnya kami pun puas dengan warung tenda pinggir jalan. Kami memesan tahu telur dan angsle plus dua teh manis.

Bumbu tahu telurnya enak. Manis, gurih pedasnya pas. Porsinya juga lumayan besar. Sedangkan angslenya isiannya juga banyak. Isiannya terdiri dari ketan putih, roti tawar dan kacang tanah dalam kuah santan yang gurih dan legit. Oh ya uniknya di dalam angsle ini ada keripik melinjonya. Harga keduanya tak lebih dari kisaran duapuluh ribuan. Hehehe enak dan hemat.

Meski agak lelah rupanya aku tak bisa segera tidur pulas. Aku keasyikan menonton film animasi tentang perkumpulan remaja yang suka mengadakan acara unik di kotanya. Judulnya Sakura Quest. Film kartunnya unik, lain kali kuulas deh.

Sarapan Pagi dengan Telur Mata Sapi
Kami pun siap check out dan melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Baluran. Sebelumnya kami bakal main ke Taman Botani Sukorambi.

Pakaian dan peralatan mandi sudah kami kemas dalam tas. Sebelum berangkat kami pun sarapan dulu.

Kupikir menunya nasi goreng. Ternyata bukan. Menunya sederhana, ada oseng-oseng sayuran dan telur mata sapi. Sebagai pendampingnya kami bisa memilih teh manis atau kopi hitam.

Meskipun menunya sederhana, rasanya nikmat. Aku menyantapnya hingga ludes. Kopi hitam pun memberikanku energi. Kami siap melanjutkan perjalanan ‘Tour de Java‘. Aku pun berpamitan dengan resepsionis dan petugasnya.

Menurutku Jember cocok bagi wisatawan beranggaran pas-pasan sepertiku. Kota Jember makin rame dengan beragam fasilitas. Destinasi wisata Jember juga makin banyak. Kuhitung-hitung selama di Jember kami menghabiskan kurang dari Rp 500 ribu untuk tiket obyek wisata, makan, penginapan, dan bahan bakar kendaraan.

Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger #2

~ oleh dewipuspasari pada Juli 9, 2018.

2 Tanggapan to “Bagi Budget Traveler, Menginap Di Sini Tak Bikin Kantong Kering”

  1. Semoga bisa menang…👍
    Amin

Tinggalkan komentar