Menunggu di Sepinggan
Jeda antara tiba di Balikpapan dan menunggu pesawat ke Jakarta hampir sekitar tiga jam. Durasi yang cukup lama. Tapi kemudian waktu berlalu begitu cepat.
Hampir tujuh tahun lalu aku terakhir ke bandara ini. Aku kagum dengan perubahannya. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan semakin megah dan nampak keren. Mungkin karena jumlah penggunanya tidak sebanyak di Jakarta sehingga nampak lapang.
Aku pun melihat-lihat bandara ini. Ada lift dan eskalator untuk pengunjung. Lift akan membantu bagi mereka yang membawa koper beroda.
Ruang tunggu ada di lantai atas. Lantai tiga. Di sini ada berbagai tenant makanan dan yang menawarkan suvenir juga buah tangan.
Proses pemeriksaan barang bawaan juga cukup ketat. Beberapa kawanku diminta mengeluarkan laptop mereka dari dalam tas.
Di ruang tunggu yang tak disekat aku mengamati kerajinan tangan khas Dayak dan kerajinan khas Kalimantan yang indah. Kerajinan tersebut dibuat oleh usaha kecil menengah. Kalungnya begitu indah, baik yang terbuat dari bebatuan ataupun dari manik-manik. Aksesori pakaian juga khas dan memberikan kesan anggun. Tasnya juga berkesan etnik dan unik.
Perjalanan hampir berakhir ketika kami mengantri masuk pesawat. Tapi akhir perjalanan sedikir getir, penumpangnya sulit mengantri.
Wah jadi ingat thn 2017 pernah ke balikpapan, utk ikt interview, tp syg gk lolos tahap akhir hikz
Wah nyesek banget itu
lumayan kak, bisa buat pengalaman, karena waktu itu baru pertama kali naik pesawat juga se umur umur 😀
mendapatkan update artikel terbaru di blog sobat, dan berharap sobat bersedia menjadi teman saya, terimakasih 😉
Setuju tidak ada yang perlu disesali, semua ada hikmahnya.
Itu tutup kepala di tmpat sy itu disebut tanggui…
Oh itu topi ya, kupikir tadi perisai hehehe ketahuan kemarin aku tidak baca detail keterangannya. Terima kasih infonya.