Memanfaatkan Rasa Kesal dan Kecewa
Rasa kesal, kecewa, dan amarah rasanya sulit dihindari dalam sehari-hari. Meskipun emosi ini bersifat negatif dan bisa menguras energi, namun adakalanya emosi ini malah bisa memunculkan sebuah potensi.
Kisah paling menarik dari memanfaatkan rasa kesal bisa dilihat dari kesuksesan Taylor Swift. Ia memanfaatkan kisah putus cintanya yang berulang-ulang menjadi bahan penulisan lirik tembang. Dan memang hingga saat ini lagu-lagu cinta masih banyak peminatnya dibandingkan lagu tema lainnya.
Mungkin ia sebenarnya juga tak ingin kehidupan cintanya mengalami hal-hal buruk semacam itu. Tapi daripada terus merasa sedih, marah, dan terpuruk lebih baik membuat hal-hal yang membuat kehidupan kacau tersebut menjadi sebuah lagu. Setidaknya ada poin plusnya.
Hampir sama dengan kisah Taylor Swift adalah band metal Slipknot. Lagu-lagu mereka pada album kedua banyak membahas tentang depresi dan sakit mental. Beberapa personel pada saat pembuatan album tersebut memang sedang mengalami perasaan sedih dan kecewa.
Ketika mendengarkan lagu-lagu dari album “Iowa”, ada sebuah nuansa ‘seram’ yang muncul. Ini sebuah lagu pengiring pembunuh berantai, psikopat, dan kisah-kisah horor lainnya. Di satu sisi nampak ‘seram’, sisi lainnya lagu ini pas jadi tembang soundtrack film-film bertemakan kriminal. Album ini mendapat apresiasi meskipun lagu-lagunya jarang ditampilkan ‘live’. Mungkin memang perlu emosi tertentu ketika membawakan tembang ‘Iowa’, ‘Gently’ dan sebagainya.
Para penulis juga bisa memanfaatkan emosi ini untuk membuat sebuah karya-karya yang sentimentil dengan tokoh-tokoh yang ingin membalas dendam, temperamental dan sebagainya. Ketika sudah selesai meluapkan emosi tersebut ke karya maka biasanya hati menjadi plong dan emosi negatif itu pun raib.
Ada juga yang menggunakan rasa marah dan kecewa dengan membuat karya yang lebih baik sebagai pembuktian diri. Ada kalanya seseorang sulit bersaing secara kompetitif ketika ‘sang juri’ memiliki peserta favorit. Hasilnya mungkin akan berbeda jika ia bersaing di ajang yang berlainan dengan juri yang tak sama.
Rasa marah dan kecewa memang tidak enak. Namun, daripada hanya bersungut-sungut dan menarik diri lebih baik menghasilkan karya yang bernilai atau menjadikannya pemacu untuk lebih bekerja keras menghasilkan karya masterpiece.
Gambar:pixabay/geralt