Tentang Ria Irawan
Di suatu malam pada acara Festival Seni Surabaya, ratusan penonton dikejutkan oleh aksi Ria Irawan. Ia salah satu artis yang didapuk membacakan sebuah cerpen yang masuk antologi cerpen berjudul “Black Forest”. Aku yang menjadi salah satu penontonnya ikut terkejut dengan performanya selama membaca cerpen. Ia tak hanya membaca, ia berakting, seolah-olah dirinya sedang membaca skenario film.
Tahun itu tahun 2005. Limabelas tahun yang lalu aku melihat dari dekat performa artis multitalenta ini. Ia lincah, menawan, dan memang memiliki bakat di bidang seni pertunjukan. Tak heran jika ia mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya piala citra pada tahun 1988 untuk kategori aktris pembantu terbaik atas performanya di film “Selamat Tinggal Jeanette”
Aktris ini sejak kecil berkiprah di dunia hiburan. Ia pandai berakting dan juga bernyanyi. Lagunya yang beken salah satunya “Sorga Dunia” yang dibawakannya bersama rekan duetnya, Rano Karno. Lagu bergenre dangdut ini dulu terkenal, awalnya merupakan lagu Elvi Sukaesih. Lagunya yang juga populer yaitu “Hatimu Hatiku” dan “Setangkai Anggrek Bulan” karya A. Riyanto yang awalnya dibawakan Broery Marantika dan Emilia Contessa.
Aku tak banyak ingat film-film beken yang dibintangi Ria Irawan. Karena fillmnya begitu banyak dan pada masa itu aku masih kecil. Yang kuingat dulu namanya kondang sebagai pemeran penjual jamu cerewet bernama Juminten dalam serial komedi “Lika Liku Laki-laki”. Ia juga muncul di film “Belahan Jiwa” sebagai ustadzah yang bersiteru dengan salah satu desainer. Pilihan peran-perannya unik, tidak sekedar sosok gadis manis.
Kemarin Beliau dikabarkan meninggal. Ia sejak lama berjuang dengan penyakit kankernya. Aku turut berduka dan berdoa agar almarhum tenang dan damai di sisi-Nya.
Ia telah meninggalkan dunia fana, namun karya-karyanya tetap abadi.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun. Smg mendapat tempat yang baik di sisi Allah.
RIP Ria IRawan…