Si Mungil Masuk Kardus, Duh Sempit
Beberapa hari ini aku mencicil setrika beberapa saat sebelum berangkat kerja. Pasalnya ada timbunan baju yang kusut. Mau tak mau akhirnya aku harus mencicil untuk menyeterikanya. Bersetrika ini ada banyak gangguan dari para meong.
Aku lebih suka setrika di atas lantai, lebih tidak pegal. Biasanya aku menonton teve atau mendengarkan musik agar tidak bosan. Nah kucing-kucing tak membiarkanku bekerja dengan tenang. Pelakunya terutama Mungil. Kadang-kadang ia berkomplot dengan Nero atau anaknya yang masih berusia satu bulan untuk berbuat kejailan.
Si Mungil pun beraksi. Ia mencoba bermain dengan alas setrikaan. Aku pun mengusirnya. Ia kemudian berkejar-kejaran di dekatku, mengganggu konsentrasiku.
Tak berhasil maka ia kadang-kadang berbuat ekstrem. Ia menghambur ke baju yang sudah kusetrika lalu memorakporandakannya. Aku bengong dan karena terlalu nakal maka ia pun kujewer dan kuusir ke luar.
Nah kemarin ia sudah kebelet ingin menggangguku. Tapi ia ragu. Rupanya ia takut dijewer telinganya. Maka ia pun mengincar dus setrikaan.
Ukuran si Mungil sudah tak mungil lagi. Usianya sudah 1 tahun 2 bulan. Ukurannya tiga perempat dari si Nero.
Hup hup masuklah ia ke dus setrika. Aku melihatnya dan sudah merasa dus itu tak muat dengannya. Tapi ia kemudian memaksa untuk bergelung di dus tersebut. Hasilnya dus pun penuh sesak. Ia kesempitan.
Sepertinya ia merasa nyaman bersesak-sesak. Mungkin jadi terasa hangat.