Serial Nasi Goreng #6 – Nasi Goreng Mawut
Ada satu jenis nasi goreng yang terkenang hingga aku dewasa. Nasi goreng mawut, namanya. Aku pernah merasainya saat masih kanak-kanak. Sebuah nasi goreng dengan isian beragam dan rasa yang lezat.
Warung tendanya sederhana. Hanya tenda, meja dan bangku kayu berbentuk L dan tempat si penjual memasak.
Dan ia pun mulai memasak. Aku memerhatikannya. Ia sebelumnya telah mengiris sawi, mie kuning, dan daging sapi. Aku lupa apakah ada telur di antara mereka.
Lalu mulailah ia menumis bumbu. Memasukkan ini itu. Nasi kemudian bergabung. Ia tambahkan sesuatu. Lalu api pun semakin membesar, seolah-olah menembus wajan.
Dan nasi goreng berwarna merah dengan aneka isian pun siap sedia. Kami pun pulang karena memang kami akan menyantapnya beramai-ramai.
Aku tak sabar ingin menyantapnya. Warnanya merah agak merah tua dengan semburan warna hijau dari sawi dan kuning dari mienya.
Menurutku ini nasi goreng terenak kala itu. Sedap sekali. Ada guratan rasa segar dari sawinya, kenyal manis dari potongan daging sapinya. Nasi gorengnya juga kesat.
Enak sekali, aku malah jadi ingin menangis. Lalu aku pun merasa sedih karena tak pernah lagi mencicipi. Penjual dan tendanya sudah tak ada lagi.
Ada penjual nasi mawut lainnya. Tapi isian nasi goreng, cara masak, dan rasanya tak mampu menyamainya. Jarang yang menggunakan daging sapi untuk isiannya.
Gambar: pixabay