Waktunya Bergerak
“Wake up, wake up, wake up
It’s time to make a move...” – potongan lirik “Make a Move”
Aku suka akan lirik lagu ini. Terhitung sudah belasan tahun aku menyukai tembang ini. Bahkan pernah kujadikan musik alarm. Entahlah, mendengarnya membuatku bersemangat, seperti ketika mendengar lagu “Jump”-nya Kris Kros dan “Power”-nya Helloween. Tembang lawas tapi manjur dalam memompa semangat.
Lagu “Make a Move” membuatku tergerak untuk melakukan sesuatu. Ketika aku sedang buntu, diculik alien, atau malah malas bergerak, lagu ini kuputar untuk menyemangati diri sendiri. Ayo, waktunya bergerak. Siapa tahu yang kuperbuat meski kecil bisa menggerakkan semesta.
Aku masih menyukai lagu ini. Bahkan mendengarkan beberapa tembangnya yang lain akhir-akhir ini. Memang ada semacam dilematis, gara-gara si vokalis band ini melakukan hal yang sungguh keji. Tapi anggota band lainnya adalah musisi yang baik dan patut diapresiasi.
Apakah menyukai sebuah tembang harus dilekatkan dengan penyanyinya? Entahlah, aku sendiri kadang-kadang berkeyakinan lagu bagus ya lagu bagus, tak peduli siapa penyanyinya dan latar belakangnya.
Sungguh lagu ini bagus. Intronya keren dan lirik lagunya bernas. Dinamika musiknya enak dinikmati dan tidak seperti lagu kebanyakan. Aku sungguh menyukainya.
Kini mendekati pukul 01.00 dini hari aku mendengarkannya. Aku terkenang masa-masa ketika mendengarnya kali pertama. Terkagum-kagum. Masa itu, sebuah masa yang begitu dinamis,
‘Cause every day we’re getting older
And every day we all get colder
We’re sick of waiting for our answer
Wake up, Wake up, Wake up,
Yeah so tired of waiting, waiting for ourselves
Wake up, Wake up, Wake up,
Yeah so sick of waiting, for us to make a move
Wake up, Wake up, Wake up,
And we will never lose
Wake up, Wake up, Wake up,
it’s time to make a… move!
Kredit lirik lagu: Michael Chiplin/Lee Gaze/Michael Lewis/Richard Oliver/Stuart Richardson/Ian