Kindaichi dan Kasusnya
Cerita misteri itu menarik dari cara si detektif mencari alibi, trik, dan kemudian menebak pelakunya. Belakangan ini aku lagi rajin membaca komik Kindaichi. Gara-garanya waktu itu ada obral komiknya menjadi Rp2500,- untuk yang reguler dan Rp9500- untuk versi premium. Hehehe lumayan hemat. Setelahnya aku jadi merenung.
Sebelum Kindaichi, Detective Conan rasanya hadir lebih dulu dan lebih beken. Ia muncul di teve, di manga, dan juga muncul versi bioskopnya.
Premis Conan memang menarik di awal. Ia dibuat menjadi seperti anak kecil karena obat tertentu. Lalu ia bekerja sama dengan ilmuwan yang memberinya berbagai peralatan seperti James Bond.
Tapi lama-kelamaan membosankan. Ceritanya juga kebanyakan tentang pembunuhan. Dan kemudian pelakunya mengungkapkan alasan ia membunuh. Pelaku tersebut nampak normal dan baik sebelum ketahuan, tapi rupanya ia sangat jahat. Cara membunuhnya saja sudah kejam.
Nah untuk Kindaichi, dari enam komik yang kubaca, semua kasusnya tentang pembunuhan. Latarnya berbeda-beda. Banyak yang dibumbui dengan kutukan dan cerita seram. Yang bikin was-was di sini adalah korban pembunuhan tersebut dibunuh dengan sangat kejam. Ada yang dimutilasi dan sebagainya.
Dan yang membuat aneh meski terjadi pembunuhan sekejam itu, orang-orang di sekitar korban masih ‘nampak’ santai. Jika ada korban lagi mereka juga nampaknya biasa-biasa saja. Pelakunya juga ketika ketahuan biasanya masih berkelit dan meminta si detektif mengungkapkan buktinya dan memberitahukan caranya membuka trik. Bahkan beberapa sikap pelaku membuat pembaca bersimpati atau setidaknya tak begitu kesal kepadanya.
Mungkin memang ceritanya dibuat seperti itu. Yang dipentingkan adalah misteri pelaku, caranya membunuh, dan bagaimana mengungkap pelakunya. Tapi jika melihat kasus-kasusnya, cerita seperti ini jelas lebih cocok untuk kaum dewasa meski bentuknya manga dan kartun.