Cerita dari Hutan dan Manfaat Adopsi Hutan
“Nah, sebentar lagi, di depan kita akan memasuki hutan?” ujar nelayan yang mengantarkan kami berkeliling perairan dengan perahunya, sekaligus yang menjadi pemandu wisata amatiran kami di Kampung Air Bontang Kuala.
Wah ada hutan setelah kami menempuh beberapa kilo dari dermaga kecil? Aku antusias sekaligus penasaran. Lalu mulailah akar bakau itu terlihat. Semakin masuk ke dalam, akar dan tanaman bakau itu semakin lebat dan padat.
Oh kenapa aku tidak menduganya bahwa yang dimaksud si Bapak itu adalah hutan mangrove? Tak apa-apalah bagiku ini adalah kejutan yang menyenangkan. Asyik menikmati perairan pada sore hari kemudian bertamu ke hutan mangrove yang disebut Sungai Belanda ini.
Kami tak menjelajah ke dalam hutan karena sudah semakin petang dan air akan pasang. Di sini kami menikmati suasana hutan mangrove pada sore hari. Terasa damai di sini. Hijau dan eksotik. Ah akhirnya aku menikmati suasana hutan juga selama kepergianku ke Bontang.
Di atas mangrove nampak burung-burung air. Kata si nelayan tersebut, di dalam hutan masih banyak hewan-hewan liar. Mau bertemu dengan reptil bisa, mau menjumpai kera juga ada. Serangga dan aneka burung juga masih hidup nyaman di sini.
Hutan mangrove ini masih merupakan bagian dari Taman Nasional Kutai.
Andaikata aku ke sini lagi aku jadi ingin menjelajah Taman Nasional Kutai. Menikmati suasana hutannya, bertemu dengan penghuni satwanya, dan melihat-lihat aneka jenis vegetasinya.
Menjelajah hutan memang tak kalah menyenangkan. Bukankah aku dulu juga pernah berkeinginan untuk masuk ke jurusan kehutanan?!
Hutan mangrove atau ada juga yang menyebutnya hutan bakau memiliki topologi, vegetasi, penghuni dan satwa yang berbeda dengan jenis hutan yang pernah kujumpai di hutan Pinus di kawasan Mangunan, di Taman Nasional Baluran, dan hutan kota di tempat tinggalku. Hutan mangrove sangat berperan dalam mengatasi intrusi air laut dan abrasi pantai. Ia salah satu paru-paru dunia. Ia juga rumah berbagai satwa seperti ikan, udang, dan makhluk air lainnya, aneka burung laut, kera, serangga, dan hewan lainnya. Vegetasi dan satwanya termasuk khas karena hutan mangrove merupakan air payau.
Ikan-ikan yang didapatkan nelayan salah satunya juga dari sini. Para nelayan mendapatkan tangkapan yang bisa menjadi mata pencahariannya. Keasrian Sungai Belanda ini juga mendatangkan rejeki. Tamu-tamu wisatawan datang dari berbagai penjuru daerah, ingin menikmati jalan-jalan dengan perahu dan bersantai sejenak di Sungai Belanda.
Lalu aku teringat sesuatu. Pak, apakah buah mangrove itu bisa disantap?
Ia mengangguk. Buah itu disantap oleh satwa sehingga tak beracun. Buah mangrove ini sejak belakangan ini diolah menjadi sirup, dodol, kerupuk, dan aneka camilan lainnya. Oleh karenanya hutan mangrove ini penting makananya bagi masyarakat sekeliling hutan. Ia mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Oh aku jadi penasaran akan rasanya. Ketika pulang ke Jakarta aku membeli sirup mangrove. Rasanya enak. Asam manis segar, seperti sirup asam. Selain oleh-oleh sirup mangrove aku membawa oleh-oleh cerita dari hutan versiku.

Ini dia olahan mangrove
Besarnya Manfaat Hutan dan Pentingnya Adopsi Hutan
Ketika aku tinggal di Jakarta, aku hanya mengenal hutan kota di tempat tinggalku dan hutan kecil di Universitas Indonesia. Untunglah aku lahir dan besar di Jawa Timur sehingga bisa mengenal berbagai hutan yang tak jauh dari tempat tinggalku dulu.
Ada berbagai cerita seram tentang hutan, tapi untungnya yang tertanam di benakku adalah sisi manfaatnya yang besar. Dulu waktu aku kecil aku ingin menjelajahi hutan di Kalimantan yang bayanganku seperti hutan di Amazon atau hutan di Afrika. Lebat, rumah bagi berbagai satwa dan merupakan hutan terluas di Indonesia.
Salah satu cara untuk menjaga rumah para satwa dan vegetasi di dalamnya yaitu dengan menjaga dan melestarikan hutan. Bagi mereka yang tempat tinggalnya jauh dari hutan juga bisa ikut berpartisipasi dengan cara adopsi hutan. Sama halnya dengan adopsi seperti adopsi anak ataupun adopsi hewan maka kita ikut menjaga pepohonan dan memberinya kasih sayang salah satunya dengan berdonasi. Adopsi hutan juga bisa dengan ikut program memberikan bantuan dana bagi komunitas di sekitar hutan untuk menjaga hutan tersebut dan memajukan perekonomian masyarakat setempat seperti yang diisiasi Hutan Itu Indonesia.
Mumpung masih bulan Agustus, bulan setiap tanggal 7-nya diperingati sebagai hari Hutan Indonesia. Semoga hutan Indonesia kembali juara seperti dulu.
Gambar: dokpri
Ya mbak, kapan kapan saya coba.
Baru tahu kalau buah mangrove bisa dikonsumsi dan dijadiin sirup…
Rasanya enak,asam segar.
Waaah seru banget, semoga aku juga bisa rajin-rajin jelajah hutan
ayo-ayo