Kosong
Rasanya ada yang kosong sejak Opal tiada. Kadang-kadang ketika pandanganku menyapu halaman aku berharap ia ada di situ. Berlari menubrukku untuk meminta makanan.
Ia anak kucing yang sangat manis. Tak pernah nakal, paling-paling merebut makanan dari Nero dan Kidut. Ia memang pemberani.
Ia lucu dengan ekornya yang bundel dan halus. Ia suka sekali berkemah di dalam mukena. Jika sedang beribadah ia suka menyelinap masuk mukena menggangguku. Lalu setelahnya kucing-kucing lain. Jika kulongok ke dalam mukena, isinya tiga kucing, seperti kemah-kemahan.
Ia doyan makan. Apa saja. Ia bisa makan dadar juga pernah ketahuan makan alpukat.
Aku masih merasa sangat kehilangan ia. Ada bagian kosong yang kurasakan saat ia tiada. Ada rasa menyesal seandainya waktu kembali berulang aku bisa ke klinik yang lebih baik dan ia tak menderita.
Ada sejumlah kenangan menyenangkan bersama Opal. Ketika ia menyelamatkan kedua kakaknya untuk turun. Ketika kami kemah-kemahan dan sejumlah cerita lainnya yang hilir mudik di benak.
Turut berduka mbak ðŸ˜ðŸ˜
Terima kasih Ratih