Bersentuhan dengan Kultur Tibet

Koleksi museum
Ketika menuju Manali dan kemudian tiba di Manali yang masuk kawasan Himachal Pradesh, aku tertegun melihat sesuatu yang biasa kulihat di buku tentang Tibet. Ada bendera berwarna-warni di sebuah perkampungan di kaki pegunungan yang terlihat saat bus kami melintas.

Manali terletak di India Utara. Apabila terus berkendara ke arah Spiti atau Lahaul maka juga akan bisa menuju Tibet. Kedua tempat tersebut juga dikenal sebagai Little Tibet.

Manali sendiri tak jauh dari pegunungan Himalaya, sehingga bisa jadi budaya Tibet di sini juga hadir karena masyarakatnya juga bermukim di sini. Losmen sederhana tempat kami menginap dikelola oleh warga asli Manali dengan dibantu oleh asisten yang asli dari Tibet.

Pria itu pendiam. Ia sangat ahli di dapur. Masakannya enak dan termasuk terjangkau. Aku suka prata buatannya. Teksturnya kenyal dan rasanya gurih. Tanpa tambahan apapun, pratanya sudah nikmat. Juga mengenyangkan.

Lain waktu kami memesan nasi goreng vegetable yang menurut ia sering dimasak oleh masyarakat Tibet. Nasi goreng ini tidak berwarna cokelat kemerahan seperti nasi goreng ala Indonesia, melainkan berwarna putih krem dan isinya kaya akan sayuran seperti jamur dan ercis. Rasanya bisa diterima oleh lidah kami. Kami menyantapnya berdua karena porsinya begitu besar.

Di sebuah kuil Hindu kami menjumpai hewan berbulu tebal seperti sapi. Hewan ini biasa ditemui di Tibet. Namanya Yak. Banyak wisatawan yang ingin berfoto dengan hewan tersebut.

Yak
Tak jauh dari penginapan kami adalah museum. Museum of Himachal Culture & Folk Art namanya. Aku antusias memasukinya. Sepi sekali saat itu, mungkin karena cuaca gerimis dan mulai sore hari.

Koleksinya adalah adat-istiadat masyarakat setempat, dari baju adat, alat masak, rumah adat, dan sebagainya. Di museum ini juga ada koleksi benda yang menunjukkan budaya Tibet seperti selimut (atau baju?), sepatu, peralatan memasak, dan sebagainya.

Oleh karena aku belum pernah ke Tibet, rasanya begitu senang menjumpai kultur dan orang Tibet. Di Manali ini karena lokasinya juga masuk kaki Himalaya, juga ada kuil Hadimba alias Arimbi, aku jadi membayangkan cerita Mahabarata juga berlatar di sini, terutama kisah saat pengasingan dan kisah Pandawa Seda.

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 9, 2020.

7 Tanggapan to “Bersentuhan dengan Kultur Tibet”

  1. Mbak dewi keren sudah berkelana kemana aja mbak?

    • Itu cerita-cerita jaman suka keluyuran hehehe. Ada banyak yang rupanya belum kutulis. Ada juga yang webnya sudah hilang, ini sedih banget soalnya dulu suka langsung nulis di situ.

      Aslinya pengin keluyuran kalau hutang-hutang akademik dan pandemi sudah beres.🤣

      • Kereen, itu business trip atau private trip mbak dew? Envy kali bisa tau kultur Tibet, pengen tau kain tenunnya xD

        Mbak dew kuliah kah? Rencana bucket list setelah pandemi apa mbak?

        • Kebanyakan pribadi, beberapa kali jalan sendirian.
          Iya masih ada utang menyelesaikan pendidikan jadi belum bisa tenang main jauh-jauh.
          Paling main dekat-dekat aja setelah pandemi,ke kota-kota menengah seputar Jawa. Biasanya bertema kayak Purwokerto dan Cilacap,khusus Sukabumi,Sumedang, Sumenep, Cirebon, dll. Kayaknya pengin main ke Jepara, atau yang dekat-dekat seperti Kuningan dan Majalengka. Ternyata selama ini aku tak tahu banyak tentang kota-kota tersebut.

          • Waaah, berapa budget yang dibutuhkan untuk bisa ke Tibet? XD mbak Dewi orang mana emang? Banyak bucket listnya dari jawa tengah.

          • Aku belum sampai Tibet, baru Tibet kecil alias India Utara. Waktu itu berdua habis sekitar 10 jutaan untuk sekitar 10 harian dari Bangalore, New Delhi, Agra, dan Manali. Nginepnya macam-macam, rata-rata cari yang murah.

            Aslinya Malang, lalu lama tinggal di Surabaya dan sekarang di Jakarta. Hehehe iya kebanyakan masih seputar Jawa mainnya, ternyata banyak hal yang belum banyak kuketahui tentang kota-kota di Jawa. Masih banyak hutang main tentang kota-kota di Jawa, aku belum pernah menjelajah betul-betul kota seperti Cepu-Bojonegoro, Kuningan-Majalengka dan lainnya, banyak banget penginnya. Cari yang dekat-dekat soalnya kucingku belum bisa ditinggal lama-lama dan studi belum selesai.

          • Oh iya terima kasih atas komentar dan tanggapan Kuningnanaas. Boleh tahu sekarang tinggal di mana dan ingin main ke mana usai pandemi?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: