Tegur Sapa di Ruang Tunggu

happy
Hari ini kulihat ada tiga keluarga baru yang memasuki area ruang tunggu. Melihat gelagat mereka yang membawa persiapan menginap seperti tikar, bantal, dan selimut kuperkirakan mereka bakal di sini berhari-hari kemudian. Lalu kulihat di belakangku, satu keluarga sudah pulang dengan kabar buruk.

Ini pengalaman baru bagiku. Menungguiku di ruang tunggu dengan waktu yang tak tentu. Sampai kapan, kami tak tahu.

Selama delapan hari di ruang tunggu ada banyak hal yang kuperoleh di sini. Ada soal menahan ego, ujian kesabaran, manajemen waktu, dan juga menata energi. Tak jarang aku jenuh dan ingin bersikap masa bodoh saja lalu kembali ke Jakarta, tapi itu bukanlah aku yang asli.

Menunggu dan menunggu, aku mencoba berbicara. Aku mencoba menyampaikan kata-kata ke ayah, apa kabar dan bagaimana kondisinya.

Tak selalu buruk di sini. Memang kadang-kadang sinyal kembang kempis, bikin aku bengong sendiri. Tapi kini aku pun menjalin pertemanan dengan sesama penunggu agar tak sepi dan merasa sendiri.

Cerita mereka juga tak kalah bikin trenyuh dan ikut nelangsa. Ada cerita pasien tentang tetanus yang parah hingga harus diisolasi di ruang gelap. Ada juga seorang istri yang tak tidur hampir sebulan karena cemas dengan kondisi suaminya. Kisah yang beragam dari mereka yang asalnya juga tak dekat.

Kami berbagi kue dan cerita. Kami juga sama-sama berharap agar yang kami tunggu segera sehat.

Selamat siang kawan

~ oleh dewipuspasari pada Februari 9, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: