Dibajak Bonanak
Semalam pintu kamarku terbuka sedikit. Aku tak enak mengusir Cindil yang sedang nyenyak tidur di lantai. Eh sepertinya setelahnya ia pergi digantikan si Mungil. Ketika bangun, lantai kamar dibajak Mungil dan ketiga anaknya.
Kemarin lusa Mungil memberiku kejutan. Ia mengenalkanku dengan ketiga anaknya. Anaknya lumayan gemuk dan lucu-lucu. Dua kembar dan sangat mirip Mungil, bedanya satunya ada yang berekor panjang. Satunya lagi loreng seperti kucingku dulu bernama Opal.
Aku tertegun. Tapi karena ia menaruhnya di lorong samping, okelah tak apa-apa.
Sebelumnya aku bertanya ke Mungil apa ia punya anak? Pasalnya ia nampak mondar-mandir ke sana ke mari. Dan ia menanggapi serius pertanyaanku dengan langsung memboyong ketiga anaknya.
Dasar induk kucing. Lalu aku melihat di mulut Mungil sudah ada anak kucing. Ia menuju lemari yang terbuka. Langsung kuhentikan. Eh di ruang tengah sudah ada dua anak kucing lainnya. Mau kupindahkan ke samping lagi tapi nggak tega karena hujan mengguyur.
Ya, rumahku kena invasi lagi oleh bonanak sebutanku dulu untuk ibu dan anak-anak kucing. Si Cindil dan Samsudin nampak merengut. Mereka takut kuabaikan. Sementara Nero santai-santai saja. Ia sudah jadi kakek.