Salju dan Kucing
Aku menyesal membiarkan tiga makhluk mungil bermain di ruang tengah tanpa pengawasanku. Aku hanya ingin bermalasan di kasur. Ketika kubuka pintu aku terkejut. Seluruh lantai ruang tengah tertutup oleh salju.
Oh aku hiperbola. Tidak itu ternyata bukan salju, pastinya bukan. Juga bukan tisu. Melainkan butiran beras. Astaga ketiga kucing itu asyik memainkan beras, tanpa berempati ke mereka yang kesulitan untuk makan. Mereka asyik bermain seluncuran dan main lempar tangkap butiran beras. Nakalnya bukan kepalang.
Beras itu mereka hambur-hamburan dan main-mainkan hingga memenuhi lantai. Aku menatap lantai dan beras. Emosiku mendidih, dari hati naik ke benak. Segera kuterjang tiga anak kucing. Mereka kuangkat tengkuknya dan kumasukkan ke kandang.
Nakal, nakal sekali Pank, Ponk, dan Opal. Beras yang meka buat main seluncuran itu cukup buat 2-3 kali menanak nasi. Tapi karena kotor calon enam piring nasi pun terbuang sia-sia.