“End of Black Era: The Incident”, Film Pendek dengan Desain Kostum yang Apik
Memerhatikan sebuah film pendek berjudul “End of Blac Era: The Incident”, aku terkagum-kagum dengan desain kostumnya. Desainnya keren, seperti desain kostum film manca yang berbujet besar. Rupanya busana dan aksesorisnya nya dibuat perajin lokal.
Busana dan aksesoris ini dibuat oleh perajin lokal, Zubaidi perajin tembaga dari Kota Gede dan Mbah Reso, perajin tenun lurik gendong dari Klaten. Busana-busana ini menggambarkan busana keseharian beberapa suku, pemilik kekuatan jahat, dan pemilik kekuatan kebajikan.
Ada yang busananya mirip dengan busana Tiongkok dalam film kungfu dengan aksesoris berupa kacamata yang unik, seperti perpaduan kacamata dan mikroskop. Lalu ada busana dengan aksen bulu-bulu, rompi, jubah, selendang, dan masih banyak lagi. Untuk sepatu bootsnya dibuat di Bandung.
Make up dan tata rambutnya juga keren. Aku suka dengan film yang memerhatikan detail. Karakter-karakter di sini memiliki tatanan rambut yang berbeda-beda. Ada yang ikal dengan ikat kepala. Berambut cokelat. Untuk desain penampilan pemilik kekuatan jahat ia berbadan biru dengan mata dan bibir gelap.
Cerita film “End of Black Era: The Incident” ini sebenarnya sederhana dan mungkin bersambung. Diceritakan sebuah desa di tengah hutan diserang oleh kekuatan jahat yang disebut malapetaka. Ia mengincar jimat yang diduga memiliki kekuatan milik kaum tersebut.
Seorang perempuan dari suku tersebut, Neewa, cucu seorang shaman alias dukun, pun menyelamatkannya. Ia terus berlari ke dalam hutan dan memohon dewi kebaikan menolongnya.
Ia kemudian jatuh kelelahan. Dewi kebaikan nampaknya menyamarkan jejaknya. Ia kemudian bertemu sekelompok orang yang menemukan barangnya. Rupanya barangnya ada yang terjatuh. Orang-orang tersebut yang disebut The Wanderers, nampaknya memiliki misi tertentu. Si perempuan tersebut menolak untuk ikut serta dan memilih kembali ke desanya.
Ceritanya agak kurang jelas sih karena tanpa dialog, dan diterka-terka sendiri. Tema film ini adalah kehadiran dan keseimbangan antara kekuatan jahat dan kekuatan pelindung di dunia. Si gadis tersebut takdirnya bersinggungan dengan keduanya. Ia juga menjadi cahaya bagi mereka yang sedang merasa berada di kegelapan.
Film bergenre fantasi 12 menitan ini diproduksi Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu. Cerita ditulis Uku-Uku dan Aryanna Yuris. Desain kostumnya sendiri dibuat oleh Aryanna Yuris (Yuris Laboratory Costume Design). Para pemeran di antaranya Leifennie, Juan Azmi, Adven, Jo Jagad, Stella Laisinia, dan Midoen Alrasyid.
Film yang berlokasi syuting di Depok ini dirilis tahun 2017 dan bisa disaksikan di Youtube. Film ini tayang kali pertama di Viddsee dan pernah diputar di Balinale International Film Festival 2017. Visual hutan yang remang-remang dengan semburat cahaya yang makin terang nampak indah.
Gambar dari: Aenigma Picture dan IMDb
Weblog yang contennya unik,bagus
Terima kasih sudah singgah Pak Semuel.
Ya , sama sama bu Dewi