Nelayan yang Kebingungan dan Pekerjaan Antar Jenazah
Semalam dan tadi aku menyaksikan dua lagi film pendek dari Program Anarko yang dihelat oleh Kineforum. Sebelumnya aku menonton film pendek berjudul “Kantor” yang mengritik kantor desa yang sepi dari perangkat desa dan warga yang kesulitan urus administrasi. Dua film pendek ini menarik. Satu karena latarnya dan yang kedua karena temanya.
Film pertama adalah “Satu”. Di sebuah pantai yang indah dan sepi datang seorang nelayan dengan pakaian compang-camping dan penampilan kumal.
Ia menemukan seorang perempuan cantik. Tapi ia sudah tak bernyawa. Ia kebingungan. Akhirnya ia tutupi jenazah dengan ranting-ranting dan dedaunan.
Tapi masalah muncul ketika temannya datang. Ia akan melaporkan penemuan mayat tersebut ke polisi. Tapi si nelayan mencegahnya. Ia takut ia yang akan jadi tersangka pembunuhan.
Yang kukagumi dari film pendek “Satu” ini adalah latar pantainya yang indah. Cara pengambilan gambarnya juga pas sehingga pantai memberikan suasana yang sepi dan bikin penasaran. Sepertinya ini salah satu pantai di Pangandaran.
Bahasa yang digunakan itu bahasa daerah yang kasar. Banyak umpatan.
Film ini sama seperti “Kantor”, ada rasa ketidakpercayaan terhadap petugas institusi. Si nelayan kuatir ia yang akan malah disalahkan apabila aparat tak menemukan pelaku pembunuhan.
Dalam film kedua ada kisah Karyo dalam “Nebeng”. Karyo adalah sopir truk. Ada yang nebeng dengan dia. Tapi bukan manusia, melainkan jenazah. Ia masih dalam rupa anak muda dengan wujud pucat, belum dimandikan dan dikafani.
Karyo mendapat bayaran lumayan untuk antar jenazah. Awalnya ia enggan tapi karena perlu uang mendesak, ia pun mengiyakan. Sepanjang jalan ia gelisah. Ada razia polisi dan lainnya yang membuatnya kuatir ketahuan.
Ya untuk mengusir sepi ia pun mengobrol bersama mayat. Ia bercerita tentang keluh kesahnya meski ia tahu lawan bicaranya tak bisa menanggapinya.
Sepertinya aku pernah menyaksikan film dengan tema antar jenazah. Tapi cerita “Nebeng” ini juga tak kalah menarik. Ia banyak menggunakan bahasa Jawa sehari-hari. Oh iya di sini pemeran Karyo, Betet Kunamsinam, banyak melakukan monolog. Dan rupanya perjalanannya sampai malam dan memiliki kejutan.
Program Anarko ini masih terbuka hingga tanggal 31 Agustus 2021. Kalian bisa langsung daftar ke Kineforum untuk mendapatkan tiket menontonnya.
Gambar milik Kineforum