“Ghulam” Film Pendek Arema Masuk EoS
Di Europe on Screen ini kembali diadakan short film pitching project yang mewadahi film-film pendek Indonesia tayang di festival film bergengsi ini. Dalam ajang kompetisi keempat ini pemenangnya tiga film pendek. Salah satunya berjudul “Ghulam”.
Film pendek ini buatan Arema alias arek Malang. Aku langsung bisa menebaknya dari lokasi syutingnya yang berada di museum film mini di Malang yang berada di kompleks RM Ringin Asri.
Pengelolanya adalah juragan layar tancap dulu bernama Pak Hanadi. Bapak ini ramah dan baik banget. Ia memiliki begitu banyak poster film dan gulungan film yang bisa ditonton oleh para pecinta film. Di bagian belakang rumah makannya sering diadakan layar tancap.
Nah film “Ghulam” ini juga bercerita tentang pemutaran film ala layar tancap. Diceritakan Ghulam, Kecap, dan kawan-kawannya mengadakan nobar lanyar tancap dengan judul film mengandung kata Cumbu. Tapi film ini sebenarnya tentang kecintaan manusia terhadap alam.
Sayangnya ada sekelompok ormas yang mengatasnamakan warga dan memaksa acara nobar ini dibubarkan. Mereka tidak tahu bila filmnya memiliki muatan positif dan sudah lolos sensor.
Film ini sederhana, bergenre komedi dan berdurasi 17 menit. Jalan cerita, penyelesaian, dan karakternya semuanya biasa saja. Tapi dari kesederhaan ini kita jadi berefleksi bahwa kejadian seperti ini masih sering terjadi di Indonesia.
Di realita memang ada sekelompok massa yang sering menggunakan massanya untuk menekan pihak-pihak tertentu. Ini adalah sesuatu yang tak pernah dibenarkan.
Film ini ringan dan memiliki kelokan kisah yang bikin senyum simpul. Betewe film ini bikin aku jadi kangen kampung halamanku.
Selamat Nashiru Setiawan dan sineas Arema, film ini berhasil raih juara pertama di ajang ini.
Gambar: EoS 2021/1news