Tentang Pucuk Labu

Pucuk labu
Gara-gara kakak dan suaminya pernah memesan tumis pucuk labu, aku jadi penasaran dengan sayuran satu ini. Ia punya rasa dan tekstur yang khas.

Di sebuah platform marketplace sayuran kuperhatikan ada sayuran ini. Pucuk labu, dengan harga yang tak begitu mahal.

Betewe belakangan sejak ikut program one vegan one day, aku memang suka mengeksplorasi sayuran.

Waktu itu mencoba sayur gingseng kujus dengan kopi bubuk plus susu. Aku terkejut dengan rasanya. Enakkk jadinya seperti kopi alpukat.

Lalu aku mencoba memasak pokchoy dan kailan. Sama-sama enaknya seperti sawi.

Kemudian aku mencobai pucuk labu. Kupikir aku akan memasaknya ala tumisan sederhana.

Bahannya hanya bawang putih, bawang merah, cabe merah besar, merica, sedikit gula, dan garam. Setelah bumbu ditumis harum baru dengan sayurannya dimasukkan.

Rupanya sayuran ini agak keras dan kesat, sehingga jika ingin lebih empuk dan mudah dicerna maka dimasak agak lebih lama dibandingkan tumisan pada umumnya. Tentunya perlu dibantu dengan tambahan air.

Sambil menunggu matang, aku membuat jus seledri campur madu. Nantinya ku tambahkan lemon sehingga jusnya tidak bau langu.

Pucuk labu selain ditumis polosan juga enak ditambahkan telur. Waktu itu aku memasaknya dengan hanya bumbu bawang bombai dan cabe. Lalu ku tambahkan telur. Enak.

Pucuk labu
Disantap dengan mie rebus juga enak. Memang teksturnya lebih berserat dan kesat, yang penting rasanya enak.

Pucuk labu ini kaya vitamin A, B, dan C. Tanaman ini juga mengandung sejumlah mineral penting seperti fosfor, zat besi, dan kalsium.

Oleh karenanya tanaman ini baik untuk mencegah anemia, membantu mengatasi nyeri haid, baik untuk menjaga jantung dan menjaga data tahan tubuh.

Lumayan sih satu kali beli pucuk labu bisa dibuat masakan sebanyak lima kali. Enak, hemat, dan sedap.

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Maret 18, 2022.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: