Bikin Tertawa dan Haru Nonton “Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama”
Srimulat adalah kelompok pelawak yang mewarnai hidupku. Aku ingat betapa senangnya kumpul bareng keluarga nonton Srimulat di TVRI. Apalagi jika temanya ada horor-horornya, dengan Paul jadi Dracula. Srimulat juga pernah jadi acara utama libur lebaran di televisi. Ketika menyaksikan lagi Srimulat di film “Srimulat: Hil yang Mustahal”, aku puas tertawa dan juga terharu.
Srimulat menurutku adalah kawah candradimuka pelawak. Banyak pelawak terkenal yang dilahirkan oleh kelompok binaan Teguh Slamet Rahardjo ini. Didirikan di Solo tahun 1950, pada perkembangannya muncul cabang Srimulat di Semarang Surabaya, dan juga di Jakarta.
Meski kadang-kadang lawakannya slapstick dan menggunakan tampilan yang kocak, namun memang Srimulat selalu dinanti. Jika ada acara Srimulat di teve, orang tua dan kakek nenek akan menjaga agar layar televisi tidak diganti. Iya sih dulu awal-awal seringnya tampil di TVRI, tapi kemudian juga merambah ke stasiun TV swasta lainnya.
Yang menarik dari Srimulat, tiap anggota punya gaya dan penampilan yang khas. Yang kuingat sering muncul di teve itu Bambang Gentolet, Gogon, Asmuni, Kadir, Doyok, Mamiek Podang, Basuki, Bendot, Betet, Tarzan, Tessy, Timbul, Eko DJ, Polo, Djujuk, Rohana, Paul Nunung, dan Gepeng
Kembali ke film “Srimulat:Hil yang Mustahal”, film ini memiliki latar waktu 1980an, ketika Srimulat sudah berjaya dengan memiliki beberapa cabang. Suatu ketika mereka mendapatkan undangan tampil di TVRI Jakarta. Maka Teguh Slamet (Rukman Rosadi) mengutus Asmuni untuk memilih anggota Srimulat yang berkompeten tampil. Ia juga mengajak Aris Gepeng (Bio One), pemusik yang punya bakat melawak.
Akhirnya rombongan Srimulat datang ke Jakarta. Mereka adalah Asmuni (Teuku Rifnu Wikana(, Tarzan (Ibnu Jamil) , Kabul/Tessy (Erick Estrada), Timbul (Dimas Anggara) , Basuki (Elang El Gibran), Djujuk (Erika Carlina), Nunung (Zulfa Maharani), dan kemudian menyusul Rohana (Naimma Aljufri), dan Paul (Morgan Oey).
Suatu ketika pompa air mereka mati. Gepeng dan Basuki yang ditugaskan mencari bantuan, menuju induk semang mereka yang ternyata memiliki anak perempuan yang cantik bernama Royani (Indah Permatasari). Gepeng langsung jatuh cinta. Ia nekat pedekate meski Babe Makmur, ayah Royani, nampak tak menyukainya (Rano Karno)
Sementara itu mereka mulai cemas akan rencana penampilan mereka di teve. Mereka pun berburu sesuatu agar penampilan mereka istimewa. Namun ada kendala lainnya yang mereka lupakan. Mereka ternyata kurang fasih berbahasa Indonesia.
Cerita yang Menyenangkan
Sebenarnya cerita layar lebar tentang Srimulat sudah ada yakni “Finding Srimulat” (2013) yang dibintangi Rianti Cartwright dan Reza Rahadian . Namun film Srimulat 2022 yang dibesut Fajar Nugros ini berbeda karena seperti biopik, dengan mengangkat secuil kisah perjalanan Srimulat.
Film ini masih babak pertama sehingga bakal ada kelanjutannya. Untuk babak pertama, film ini cukup berhasil menarik perhatian.
Yang pertama, jajaran pemainnya yang brilian. Yang paling mencuri perhatian adalah Bio One dengan penampilannya yang totalitas sebagai Gepeng/Fredy/Aris. Wajahnya sungguh nampak bertransformasi.
Teuku Rifnu belakangan sering jadi antagonis, sehingga ketika ia di sini berperan sebagai Asmuni, aku jadi was-was ia akan jadi tokoh yang akan dibenci penonton. Rupanya tidak. Ia jadi sosok Asmuni si pemimpin. Aku baru tahu di sini kalau rupanya ada trik ia memasang kumis ala Hitler.
Dimas Anggara, Ibnu Jamil, Morgan, Bio One, dan Erick aslinya adalah para aktor tampan. Oleh karenanya wajah dan penampilan mereka di sini dipermak agar mirip dengan tokoh pelawak yang mereka perankan. Ibnu menambahkan sesuatu di geliginya, demikian juga dengan Morgan, sehingga penampilan mereka nampak berbeda dengan biasanya.
Dialog dalam film ini sebagian besar adalah Jawa, karena anggota Srimulat kebanyakan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini tantangan bagi para aktor dan aktris untuk lihai menggunakan dialog bahasa Jawa.
Aku kagum tak sedikit dialog yang menggunakan bahasa krama Inggil. Bio One nampaknya cukup lihai menggunakan logat Jawa.
Dalam sebuah acara dengan IDN Times, Fajar Nugros pernah bercerita ia memang tertarik untuk menggarap film dengan kearifan lokal, misalnya yang banyak berdialog bahasa Jawa, setelah sukses dengan film “Yowis Ben”.
Dan Fajar Nugros berhasil. Film ini jauh lebih bagus daripada ” Yowis Ben”, dari segi cerita, dialog, dan banyak hal lainnya.
Cerita dalam film ini menarik meski porsi romansa Gepeng dan Royani agak mengganggu dan jalan cerita di tengah sempat hilang fokus. Alangkah baiknya jika adegan mereka latihan diperbanyak dibandingkan adegan lawakan di toilet yang berlebihan dan bikin mual. Adegan di toilet kedua aku sampai mengalihkan pandangan karena sungguh bikin mual.
Adegan lawakan lainnya terasa segar dan berhasil mengocok perut. Yang bikin tertawa ketika muncul Tarzan asli dan anak Gepeng asli alias Tatang Gepeng. Oh iya di sini juga ada kemunculan Whani Darmawan, Totos Rasiti, Arief Didu, dan Ricky Malau yang juga sukses mengundang tawa.
Secara keseluruhan aku puas menyaksikannya. Lawakannya segar, meski ada juga yg berlebihan. Semua pemeran itu keren mainnya. Dialog dan lawakannya sebagian besar menggunakan bahasa Jawa, tapi jangan kuatir karena ada subtitle-nya. Komedinya segar, hanya memang ada bercandaan yang berlebihan.
Riset dan desain setnya juga cukup baik, dari kostum, kendaraan, TVRI jaman dulu, panggung Srimulat jadul di Solo, dan lainnya. Juga ada kemunculan Pak Harto dan Bu Tien Soeharto.
Oh iya saat kunonton ada penonton pasutri lansia. Si ibu menggunakan alat bantu jalan dan si ayah menggunakan kursi roda. Mereka nampak senang dan antusias menontonnya.
Sayang layar Srimulat hanya dapat jatah sedikit. Moga-moga akhir minggu ini dan minggu depan dapat jatah lumayan banyak karena filmnya bagus.
Oh iya aku baru tahu di sini awal mula Kabul jadi Tessy dan koleksi akik. Kalimat “Hil yang Mustahal” jika rupanya kalimat terkenal salah satu punggawa Srimulat.
Kenapa aku terharu? Oleh karena sebagian karakter di cerita ini sudah meninggal. Tokoh pelawak seperti Asmuni, Basuki, Gepeng, dan Timbul sudah meninggal.
Skor: 7.5/10.
Gambar milik MNC Pictures dan IDN Pictures