Pamer Buku
Kata orang media sosial adalah tempat untuk pamer.Pamer kekayaan, pamer gaji, pamer sering jalan-jalan, pamer sering makan enak, dan lainnya. Mungkin itu benar atau mungkin mereka melakukannya secara tak sadar, bukan bermaksud pamer, hanya melakukannya sebagai dokumentasi kehidupan. Tapi bagiku di antara kegiatan yang disebut sebagai ‘pamer’, aku paling suka mereka yang pamer buku.
Jika kegiatan di medsos sosial disebut sebagai ajang pamer, mungkin aku juga termasuk. Meski ya entahlah aku melakukannya karena kuanggap medsos sebagai sebuah diary online. Atau bisa jadi karena aku ingin membuat pencitraan, suka ini suka itu, dan lainnya. Entahlah, mungkin saja. Mungkin aku ingin dianggap suka nonton film, suka musik, suka kucing dan hewan, suka makan enak, suka baca buku, suka jalan-jalan, dan lainnya. Tapi itu memang benar sih, bukan sebuah citra palsu.
Aku juga tak masalah dengan isi medsos kawan-kawan. Bahkan kujadikan sebuah impian jika memang hal termasuk menarik perhatianku. Misalnya mereka yang posting mendaki gunung Rinjani. Siapa tahu suatu ketika bisa menyusul ke sana.
Yang paling kusukai adalah ketika seseorang pamer buku. Apalagi jika ia tak hanya menunjukkan gambar, melainkan juga memberikan paparan atau ulasan buku tersebut. Itu menyenangkan dan bermanfaat. Biasanya buku-buku yang menarik akan kutandai. Ya, siapa tahu bisa kubeli dan kubaca suatu kali.
Aku juga kadang-kadang mengunggah buku yang kubaca di blog ataupun medsos. Ya, selain untuk mengisi blog agar tak lama vakum, juga sebagai catatan pribadi onlineku. Oh aku sudah membaca buku ini dan isinya tentang ini.
Aku juga ingin memotret buku-buku yang pernah kutulis. Kebanyakan antologi sih, buku solo masih beberapa. Tapi siapa tahu bukuku akan banyak.
Apa kamu juga suka pamer buku?