Putu dan Kelepon

Putu dan kelepon

Belakangan ini aku sering mendengar penjual kue putu. Bunyinya khas, seperti suara air yang mendidih ketika dimasak di ceret. Berbeda dengan dulu yang dagangannya dipikul, kini si penjual menggunakan gerobak.

Aku memanggilnya suatu kali. Aku merasa lapar tapi enggan untuk makan.

Harga empat buah kelepon dan empat buah kue putu adalah sepuluh ribu rupiah. Naik sih. Dulu seribuan.

Putunya dimasak saat itu juga. Ia mengeluarkan adonaan berwarna hijau perpaduan antara tepung beras, kelapa parut, dan aroma pandan yang segar dan harum. Lalu ia masukkan ke cetakan dan ditambahkannya gula merah di dalamnya.

Tak lama kue putu itu matang. Wah aromanya benar-benar wangi menggoda.

Ia sajikan di atas bungkus cokelat yang dipincuk. Lalu diberinya topping parutan kelapa muda.

Wah aku langsung lapar dan ingin menyantapnya. Putunya gurih, harum, dan ada unsur manisnya.

Eh kok keleponnya dingin ya. Nggak dihangatkan dulu.

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 1, 2022.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: