Cerita Kucing (Lagi)
Saat cuaca mendung dan kemudian hujan mengguyur, kucing-kucing pun berteduh. Tidak, mereka tak cukup berteduh, mereka ingin makanan yang mengenyangkan dan kemudian tidur cukup.
Dan jadilah salah satu ruangan di rumah jadi tempat para kucing terlelap. Hujan di luar, sementara angin dan hujan juga menerpa lantai di teras. Aku tak tega membiarkan mereka bercengkrama di teras.
Bukankah ada pintu kucing? Wkwkw iya. Mereka memang bisa ke luar masuk rumah seenaknya. Hanya jika aku sedang kesal atau rumah sedang kubersihkan, pintu masuk kucing kadang-kadang kuganjal.
Tapi kucing-kucing memang sangat suka berdiam di rumah. Aku tak tahu mengapa mereka senang sekali berdekatan denganku setiap harinya. Bahkan beberapa kucing suka berebut untuk duduk di pangkuan atau sekadar bersandar.
Mungkin karena aku punya aroma kucing. Itu yang pernah kudengat dari nenek yang juga sering dikerubuti kucing. Ada tipe orang aroma kucing, mudah didekati para kucing.
Hujan. Di luar berangin dan dingin, kucing tak nyaman. Kucing-kucing ingin makan yang hangat dan enak. Kubuatkan ikan kembung goreng yang aromanya semerbak. Digoreng pakai margarin, aromanya jadi seperti ikan asin peda. Aku sebenarnya juga ingin menyantapnya. Tapi kucing-kucing nampak lapar.
Usai bersantap ikan kembung, mereka tak lagi kembung. Mereka pun tidur hingga hujan berlalu.