November Ini Masih Banyak Film Mancanegara yang Bisa Dinikmati di Festival Film

Berbagai Festival Film November, hampir semuanya bisa dinikmati di rumah saja (sumber gambar: Japanesefilmfest, FestivalScope, Forum Festival Bandung, Solo Pos)
Film Last Days of Spring yang diputar di 100 Persen Manusia Film Festival membuatku trenyuh. Film ini tentang penggusuran yang terjadi di sebuah kota kumuh di Spanyol. Yang bikin aku makin kagum, film ini rupanya memadukan fiksi dan unsur dokumenter. Cerita dan tokohnya benar-benar ada di dunia nyata dan pemerannya juga tokoh-tokoh yang mengalaminya. Ini baru satu film, masih banyak film yang ingin kusimak di festival film. Festival film ini merupakan satu di antara sekian banyak keseruan aktivitas November.
Sejak bulan Oktober, festival film banyak diadakan di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Asyiknya kemeriahan festival ini terus berlanjut hingga bulan November. Aktivitas November pun makin meriah meski terkenal dengan curahan hujannya (November Rain).

Film Last Days of Spring ini bercerita tentang kaum yang tergusur. Menariknya film ini menggabungkan fiksi dan nonfiksi (sumber gambar: IMDb)
Festival film itu ibarat pestanya para sinefil alias penggemar film. Momen ini perlu dihadiri dan dinikmati oleh para sinefil. Pasalnya kapan lagi kita bisa menyaksikan puluhan film berkualitas dari mancanegara yang jarang atau malah tidak pernah diputar di media mainstream?! Selain nonton, biasanya juga ada acara diskusi dan workshop film. Kita juga bisa berjejaring di sini, menambah pertemanan di bidang film dan juga memperluas wawasan perfilman.

Serunya Festival Film Jepang bisa mengumpulkan stempel dan isi review/angket untuk ditukar beberapa hadiah (dokpri)
Festival Film 100 Persen Manusia juga tak kalah seru. Jenis dan pilihan filmnya unik, sesuai dengan judul filmnya, film-film tentang isu kemanusiaan, isu diskriminasi, dan lainnya dibahas di sini. Ini ketiga kalinya aku mengikuti festival film. Dan senangnya tahun ini menambah keseruan aktivitas November, festival ini diadakan hybrid.
Menurutku konsep penyelenggaraan hybrid itu sesuai dengan kondisi saat ini yang endemik dan netizen yang cenderung mobile. Win win solution deh. Mereka yang menyukai pengalaman sinematik dan suasana festival, pasti akan memilih menonton langsung di layar lebar. Sedangkan mereka yang berhalangan hadir juga bisa tetap merasai festival tersebut dengan menontonnya di gawai di manapun, atau juga menggunakan wifi di rumah.
Semoga ke depan konsep hybrid ini dipertahankan. Jumlah filmnya dan bonus acaranya tidak apa-apa jika dititikberatkan ke luring, namun tetap disediakan akses menonton berapapun filmnya bagi yang hanya bisa mengikuti secara daring menggunakan jaringan Wifi rumah.
Aku sendiri menikmati Festival Film 100 Persen Manusia 2022 ini secara daring. Satu film sudah selesai, ada dua film lagi yang ingin kutonton, yaitu Luzzu dan Gods of Molenbeek. Festival film ini bisa dinikmati cuma-cuma di FestivalScope. Kalian tinggal buat akun dan pilih filmnya.

Masih banyak film bagus yang belum kutonton di Festival Film 100 Persen Manusia (sumber gambar: tangkapan layar di FestivalScope
Oh iya ketika kemarin ubek-ubek FestivalScope, ada satu festival film lagi yang bisa dinikmati secara daring menambah keseruan aktivitas November. TorinoFilmLab – The TFL Film Parade, nama acaranya. Festival ini untuk memperingati 15 tahun berkiprahnya TorinoFilmLab, yaitu wadah pengembangan, pendanaan, dan distribusi film untuk sutradara yang baru memiliki film maksimal dua film. Tak sedikit alumninya yang sukses menembus festival film bergengsi seperti Festival Cannes.
Pilihan film yang diputar di TorinoFilmLab – The TFL Film Parade juga unik. Eh ada film Yuni juga, mewakili Indonesia dan Asia. Festival film ini memutar tujuh film mancanegara dari enam benua, ada film Mesir dan Venezuela juga.

Ajang festival film dari TorinoLabFilm ini juga seru. Bangga lho ada film Indonesia yang juga diputar (sumber gambar: tangkapan layar di FestivalScope)
Aku kemarin baru menyaksikan film dengan tema yang surealis. Judulnya itu Feathers. Unik sih, tentang sulap yang gagal. Kalian juga bisa menontonnya gratis. Asyik lho ada empat film yang bisa diakses di wilayah Indonesia
Oh iya dua festival film tersebut akan selesai tanggal 13 November. Jadi buruan menontonnya, sayang kalau belum sempat menonton film-filmnya sama sekali
Omong-omong pada bulan November ini juga akan diselenggarakan ajang penghargaan berkelas nasional, yaitu Festival Film Bandung dan Festival Film Indonesia. Acara ini masing-masing diadakan pada 9 dan 22 November 2022. Hayo kalian sudah punya jagoan film, pemeran film, sutradara, dan kategori lainnyakah? Acara ini juga biasanya diputar juga secara live streaming. Wah jadi bisa ditonton di mana saja.

Festival Film Bandung 2022 juga biasanya ditayangkan live streaming (sumber gambar: Forum Festival Bandung)
Nonton live streaming ataupun nonton di platform streaming itu asyiknya di rumah, seusai makan malam atau saat akhir pekan. Nonton streaming ini akan menyenangkan jika akses Wifi rumah lancar. Jika tersendat-sendat atau kemudian film berhenti di adegan puncak wah rasanya jadi bete. A
Oleh karenanya pilihan provider untuk Wifi rumah itu penting. IndiHome dari Telkom Group bisa jadi pilihan untuk menemani keseruan para sinefil menikmati keseruan festival film.
Siapkan tempat nonton yang nyaman, minuman hangat dan camilan sehat. Jangan lupa siapkan Wifi rumah. Yuk kita nonton satu-persatu film yang tayang di festival film. Setelah itu ikut buat ulasan dan ramekan forum diskusinya.