Komik Sisipan Bobo: Tak Akan Berpisah

komik sisipan bobo-tak akan berpisah

Dulu waktu masih mengenakan seragam merah putih, saya paling suka membaca majalah Bobo. Saat itu selain Bobo, ada majalah Ananda, Kuncung,  Kuncup, dan Mentari Putra Harapan. Tapi kesayangan saya adalah Bobo karena isi majalahnya menarik, termasuk komik sisipan yang selalu saya nanti. Ada beberapa komik sisipan yang ceritanya sangat membekas hingga saat ini. Salah satunya adalah Tak Akan Berpisah. Komik ini menceritakan tiga anak yatim piatu yang kehilangan orang tua mereka dan kemudian memutuskan hidup di gua agar mereka tidak dipisah-pisahkan oleh Dinas Sosial.
Kisah Tak Akan Berpisah ini membuat saya sedih. Ya, ceritanya sangat mengharukan bagaimana Ela, sebagai kakak tertua berjuang untuk menghidupi kedua adiknya yang masih kecil. Ia berupaya memenuhi pesan terakhir ibunya, agar mereka tidak saling berpisah.

Tadi malam tiba-tiba saya teringat akan cerita ini. Dan setelah browsing akhirnya ketemulah cerita ini di website Bobo. Berikut ringkasan ceritanya.

Ela, Peter, dan Flora telah kehilangan ayahnya sejak Flora masih balita. Mereka adalah keluarga sederhana yang hidup di rumah kecil. Setelah kehilangan suaminya, ibunya kemudian bekerja keras dari menjahit, menjadi tukang cuci di sebuah rumah makan, menjadi petugas kebersihan, dan berbagai macam pekerjaan lainnya. Ia ingin keluarganya hidup layak, termasuk tinggal di rumah yang lebih baik dari sekarang.

Tak akan berpisah-keluarga sedehana

Ela sering mengkuatirkan ibunya yang nampak kelelahan bekerja. Suatu saat ketika ibunya berangkat kerja, Ela merasa sangat cemas. Dan kecemasan itu makin menjadi-jadi ketika ibunya tidak kembali hingga larut malam. Ela lalu melapor ke polisi dan ibu mereka tetap tidak muncul hingga berhari-hari. Hingga suatu saat ada berita seorang wanita tewas tenggelam dengan baju yang mirip dengan baju yang dikenakan ibu Ela. Ela langsung lemas dan semakin tak berdaya ketika menyampaikan berita itu ke kedua adiknya. Peter nampak tabah. Namun, Flora tidak percaya ibunya meninggal. Gadis kecil itu yakin ibunya akan kembali suatu saat.

Ela tak mampu membayar cicilan rumah yang cukup besar. Akhirnya ia menjual rumahnya dan diam-diam kembali ke rumah lama mereka. Tapi aksi mereka terendus lembaga sosial dan mereka dikirim ke panti asuhan. Ela merasa nelangsa, ia dipisahkan dari adik-adiknya. Mereka berada di panti asuhan yang berbeda-beda.

Selama beberapa waktu mereka hidup terpisah. Ela memutuskan berhenti sekolah dan bekerja. Ia membelikan boneka dan bola untuk adik-adiknya dari gaji pertamanya. Ia sedih melihat kedua adiknya tidak bahagia. Ela lalu memutuskan suatu perbuatan nekat. Ia mengumpulkan beragam barang di tasnya yang besar, lalu menculik kedua adiknya. Mereka kabur.

Kedua adiknya gembira mereka berkumpul lagi. Tapi Ela tetap was-was.Mereka tidak bisa hidup selamanya di gua hanya beralas selimut dan bekal ala kadarnya. Ketika bekal makanan habis dan hawa semakin dingin, ia pun mendapat keberuntungan. Seorang turis yang berkemah di pegunungan tersebut memberinya sedikit uang dan buku sketsa serta peralatan melukis. Ela pun kemudian hidup dengan berjualan sketsa lukisan.
Tak akan berpisah-gua
Menjadi ibu pengganti sangatlah berat. Peter merindukan sekolah dan Flora selalu menanti ibunya. Sikap penduduk kota juga keji terhadap pendatang hingga pada suatu saat Ela merasa hampir putus asa untuk berjualan. Ada juga beberapa orang yang bertanya-tanya siapa mereka sesungguhnya sehingga membuat ketiga anak tersebut ketakutan akan dikembalikan ke panti asuhan. Hingga suatu saat mereka kelaparan dan terpaksa mengemis, serta Flora terkena radang paru-paru. Saat itulah kehidupan mereka mulai berubah.

tak akan berpisah

Ceritanya sangat mengharukan membuat mata saya berkaca-kaca ketika membacanya. Tokoh Ela di sini adalah gadis remaja yang sangat sayang pada kedua adiknya dan selalu mendahulukan kepentingan adiknya. Ia tidak tidur menyelimuti adiknya agar tidak terkena tapisan hujan sementara tubuhnya basah kuyub. Ia juga rela berjalan jauh ke hulu sungai mengambil air ketika dua adiknya keracunan, padahal ia sendiri juga sakit kepala. Peter juga anak yang tekun belajar meskipun di antara tiga bersaudara tersebut ia yang paling merasa tidak nyaman tinggal di gua. Sedangkan Flora sebagai gadis terkecil yang masih duduk di bangku TK adalah gadis ceria yang ingin kedua kakaknya bahagia.

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Juli 14, 2014.

18 Tanggapan to “Komik Sisipan Bobo: Tak Akan Berpisah”

  1. mba dewi, saya baru nyari ini eh mampir kesini, adakah versi lengkapnya komik sisipan ini?
    di website bobo sdh tdk ada (2022, feb)

  2. Sampai berapa baru tamat ini mbak, 10?

  3. Sayang sekali komik Tak Akan Berpisah format PDF ini sudah tidak ada lagi di situs majalah bobo saat ini , mbak dewi .
    Bisa tolong di upload dan di sharing kan ke web blog ini http://www.dewipuspasari.net , mbak dewi ?
    Syukron , mbak dewi .

  4. Komik yg sangat membekas berkesan di hati

  5. akhir ceritanya bagaimana?jadi penasaran juga

    • Mereka berkumpul lagi dengan ibunya. Si bungsu sakit sehingga mereka tidak bisa lagi tinggal di gua. Waktu ke RS ternyata ada pasien yg hilang ingatan, yaitu ibunya. Waktu melihat si bungsu, Flora, ia langsung sembuh dan mereka pun balik ke rumah lama (duit ibunya dulu masih disimpan).

      • Terimakasih , mbak dewi atas sharingnya .
        Ini komik kesukaan saya juga waktu sd dulu sangat membekas di hati sampai saat ini .

  6. jd teringat kembali cerita yg sy baca wktu sd dulu. trmksh sudah posting 👍👍

  7. Makasih atas resensinya.. Saya jg termasuk penggemar berat sisipan bobo 80-90an sampai sekarang … 🙂

  8. Endingnya seperti apa mbak? Sumpah sy penasaran dg cerita ini selama belasan tahun hehehe

    • Bisa download di situs bobo bagian komik sisipan hehehe. Ending-nya bahagia:) Ibunya ternyata tidak meninggal melainkan dirawat di rumah sakit karena hilang ingatan. Ketika adiknya sakit dan mereka harus ke RS, perawatnya bilang ia punya pasien yang punya foto mirip dengan si bungsu. Ketika dipertemukan ternyata betul ibunya. Ibunya segera sembuh dan tidak hilang ingatan lagi ketika bertemu putri bungsunya. Mereka pun hidup bersama kembali di rumah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: