Ketika Si Kucing Nyangkut

Kucing nyangkut

Pulang dari belanja, aku mendengar suara meong-meong kucing. Kudengarkan baik-baik. Itu seperti suara kucingku, Kidut Jr. alias Cindil. Kubuka pintu rumah ia tak ada. Di kamar, dapur juga nihil. Aku bingung. Lalu ku kembali ke halaman. Di sana aku melihat si Kidut ada di atap rumah tetangga dekat loteng mereka. Waduh, kok ia bisa sampai sana?

Kesimpulan sementara ia ketakutan lalu lari hingga ke sana. Ada beberapa kucing jantan yang sedang memburu kucing betina. Bisa jadi meski Kidut masih delapan bulan, mereka tertarik.

Aku kebingungan. Bagaimana cara menolongnya. Kupanggil-panggil, ia nampak takut untuk turun.

Jarak dari loteng rumahku yang masih berupa jemuran ke atap rumah tetangga cukup jauh dan curam. Aku menyemangati Kidut agar turun, tapi ia takut.

Sudah malam, aku memutuskan pagi meminta tolong satpam menjemputnya. Sejak Subuh hingga matahari terbit, Kidut mengeong-ngeong. Kasihan. Beberapa tetangga nampak penasaran, siapa kucing yang nyangkut di atap.

Satpam yang biasa kumintai tolong sedang tidak ada. Aku kembali ke jemuran, memberi semangat Kidut untuk turun. Ia nampaknya mulai paham untuk berjalan ke arah kiri agar bisa ke arah lotengku. Tapi lalu ia ketakutan dan diam di tempat.

Aku memikirkan cara. Ada jalur yang curam, ada bagian yang hanya dinding sekitar 20 cm dengan di bawahnya adalah tembok tinggi. Jika jatuh maka bisa patah tulang.

Pasangan lalu bertindak. Ia meniti bagian pinggir loteng, lalu berjalan ke titian yang menyeramkan itu. Aku bergidik melihatnya. Ia kemudian berhasil menangkap Kidut. Si Kidut nampak ketakutan. Ia nampaknya mau kabur. Untungnya pasangan lebih kuat. Akhirnya drama itu berakhir. Si Kidut selamat. Ia lalu minta makan dan kemudian tertidur. Ia nampak kelelahan.

Dua hari kemudian ia bertingkah.

Seharusnya aku tahu ia hendak menyebrang dari pohon mangga ke carport. Sayangnya aku terlambat mencegahnya. Kidut Jr memimpin dua adiknya, Opal dan Cipung memanjat pohon mangga. Ketika sampai di ujung ia melompat ke carport. Dan entah bagaimana ia kemudian nangkring di bagian atas teras rumah. Walah.

Ia tetap di sana. Aku cemas jangan-jangan ia tak bisa turun. Bagaimana dengan dua adiknya?

Si Opal, kucing paling mungil berhasil turun. Ia nampak heran kenapa dua kakaknya tak ikut turun. Dia menjemput mereka. Tapi Kidut dan Cipung nampak takut turun.

Cipung akhirnya tiba di tempat Kidut keduanya sama-sama penakut. Aku pun naik kursi, hendak menurunkan mereka. Eh nggak nyampai.

Kidut dan cipung

Aku naik ke rak sepatu. Ya nggak kuat menahan bebanku. Aku naik motor pulsar, masih tetap tak sampai. Dug tangga ada di loteng, susah menurunkannya.

Aku punya akal. Kuambil dus. Kunaikkan di atas kepalaku. Si Cipung nampak paham. Ia melompat ke dalam dus. Lalu dus kuturunkan dan Cipung pun sudah di lantai. Tinggal Kidut.

Kidut tak paham. Ia tak mau melompat. Sampai aku carikan kardus yang lebih besar dan kuat, ia tetap tak mau melompat.

Ia mengeong-ngeong ketakutan. Si Opal menjemputnya lagi. Tapi ia tak takut mengikuti rute Opal.

Si Opal lalu kumasukkan dus dan kunaikkan ke arah Kidut sambil kuberi ikan kalengan. Aku berharap Kidut masuk ke dus tersebut, tapi tak paham. Kasihan Opal, ia sampai dua kali kunaikturunkan di dalam dus.

Aku menyerah
Sampai jam dua belas malam
Kidut masih terjebak
dan aku lelah

Ketika hendak tidur, Kidut mengeong-ngeong. Ia nampaknya sedih dan takut. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Duh aku takut ke luar teras dini hari, tapi kasihan Kidut. Aku pun kembali mengambil dus, tapi ia lagi-lagi ragu.

Kesal dan lelah aku pun mendiamkannya.

Aku tertidur setelah Subuh. Sekitar pukul enam pagi, Kidut sudah menerobos masuk kamarku. Ooh rupanya ia sudah bisa turun sendiri.

Ketika teringat aku ke luar rumah pukul dua dini hari aku jadi bergidik. Duh gara-gara Kidut alias Cindil aku jadi pemberani.

~ oleh dewipuspasari pada September 2, 2020.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: