Benang Kusut
Akhir-akhir ini aku enggan menulis panjang. Mungkin aku sedang bosan. Banyak tulisanku tak terselesaikan. Hanya sebuah dua buah paragraf lalu tak kuselesaikan.
Pikiranku seperti rumahku yang saat ini berantakan. Entah ada kaitannya atau tidak. Tapi rumah yang rapi dan tempat kerja yang rapi pasti cukup membantu untuk bisa bekerja dengan nyaman.
Aku kini mulai memerhatikan kata. Aku upayakan setiap akhiran memiliki vokal yang sama. Kupikir ini menggelikan. Tapi aku mulai terbiasa.
Apa namanya, puisi prosakah?
Jumat pagi ini aku lagi-lagi merenung. Aku menguatirkan ayahku. Ini hari keduapuluhlima ayah ada di ICU. Aku berharap Beliau segera sembuh.
Pikiranku kini seperti sarang laba-laba. Ia seperti benang yang melilit tak karuan. Aku berupaya meluruskan. Agar aku bisa kembali fokus belajar dan bekerja.
Aku ingin kembali bisa menulis dengan bergairah. Bisa menulis panjang dengan penuh semangat. Ada proyek buku dan majalah bulan depan yang belum lagi kulanjutkan. Aku harus segera bangkit dan berani kembali menapak.
Jumat pagi ini belum kulihat awan gelap berarak. Ia nampak cerah seolah-olah memberiku semangat. Bukan hari Senin ini Jumat. Tak apa-apa terlambat, asal aku mulai mengerjakannya.
Selamat hari Jumat
Selamat berakhir pekan
Ilustrasi dari pixabay