Bagian Awal “Justice League” Versi Snyder
Dalam adegan pembuka, nampak Superman yang susah payah mengalahkan Doomsday. Batman nampak menyesal melihat rekannya gugur. Ia kemudian bertekad untuk mengumpulkan para superhero dari data yang dimiliki oleh Lex Luthor. Ia was-was mendengat ancaman Lex.
Di tempat lain kabar tewasnya Superman didengar oleh para makhluk luar angkasa. Bumi tak ada lagi penjaga. Stepphenwolf, anak buah Darkseid merasa ini adalah peluang terbaik untuk merebut mother boxes.
Ia bersama pasukannya, parademons kemudian merebut mother boxes di Themyscira. Banyak prajurit Amazon yang gugur ketika berupaya mengamankannya. Sayangnya Ratu Hippolyta dan pasukannya gagal. Ia pun mengabarkan Diana lewat kode tertentu.
Oke dari sini tidak banyak perbedaan antara versi Snyder dan Josh Whedon. Namun kontinuitas antara Batman v Superman lebih terasa. Bagaimana dampak pertarungan Superman melawan Doomsday di sini lebih terlihat.
Adegan pertarungan di tanah kelahiran Diana Prince di sini lebih epik dan sinematik. Terlihat prajurit Amazon yang berjuang habis-habisan dan rela mengorbankan nyawa agar kotak tersebut tidak jatuh ke tangan musuh.
Cara Diana memecahkan kode yang disampaikan oleh ibunya juga menarik dilihat. Ia mendatangi Kuil Artemis yang apinya menyala. Di bawah kuil ia menemukan petunjuk.
Di bagian ini sosok Connie Nielsen sebagai Ratu Hippolyta memiliki peranan penting. Ia jadi salah satu nyawa di bagian ini. Posisinya sebagai ratu dan juga sahabat para prajurit terasa menyentuh.
Omong-omong Dewi Artemis Yunani sebagai dewi pemburu dan dewi perang bukannya sama dengan Diana di versi Romawi?
Yang menarik lagi yel-yel prajurit Amazon ketika menghadapi parademons dan Steppenwof. “We have no fear…”. Selintas mengingatkan dengan adegan perang di film “300” yang juga dibesut oleh Zack.
Bersambung
Dewipuspasari's Weblog 