Tentang “Firasat” dan “Malaikat Juga Tahu” dalam “Rectoverso”
Dua lagu Dewi Lestari, “Firasat” dan “Malaikat Juga Tahu”, cukup populer. Lagu ini menariknya juga jadi inspirasi dalam membuat cerita pendek dan film pendek bagian dari “Rectoverso”.
Entah proses kreatif mana yang lebih dulu. Hal ini menarik karena dari satu ide bisa jadi beberapa karya.
Ini mirip dengan “Filosofi Kopi” di mana kemudian juga muncul karya berupa film serial hingga kedai kopinya. Unik.
“Firasat” bercerita tentang seorang gadis yang mengikuti sebuah komunitas yang membahas tentang firasat. Ia kagum pada pimpinan komunitas yang banyak mendapatkan firasat dan mampu memaknainya. Ia ingin tahu buat apa firasat itu datang.
Lantas si gadis mendapatkan firasat yang kuat tentang sesuatu yang akan menimpa pemuda tersebut. Ia heran kenapa pemuda itu tak bisa menerka dan mendapat firasat apa yang akan menimpanya.
Sedangkan dalam “Malaikat Juga Tahu”, menceritakan rasa cinta seorang ibu pada anaknya yang mengidap autis. Hingga suatu ketika si anak jatuh cinta pada salah satu penghuni kosan.
Si gadis tersebut enggan menerima cintanya dan memilih bersama anak lelaki lainnya dari si ibu tersebut. Ibu itu marah dan merasa keduanya egois. Seperti tebakan si ibu, si anak mengamuk pada hari-hari tertentu. Hari di mana si anak biasa mendengarkan curhatan atau sekadar cerita dari si gadis. Ia tak suka rutinitasnya diganggu.
Dalam buku ini yang paling bagus memang segmen cerita “Malaikat Juga Tahu” dari total 11 cerita pendek dalam kumpulan cerpen ini. Aku suka dengan gambaran sosok ibu yang mau melindungi si anak dari sejak kecil hingga si anak tumbuh dewasa. Cintanya tak pernah mati dan tak pernah lelah.
Malaikat Juga Tahu, lagu legend pas SMP hihiiii autoflashback…
Baru paham makna liriknya setelah baca bukunya.