Tukeran Kue Saat Maulid Nabi

Lapis legit
Salah satu momen menyenangkan saat anak-anak adalah acara Maulid Nabi. Pada masa tersebut anak-anak membawa kue, lalu ketika pulang kuenya sudah bertukar rupa. Ya, tradisi bertukar kue itu sungguh menyenangkan.

Acara Maulidan itu diucap anak-anak menjadi Muludan. Momen bertukar makanan ini yang diingat.

Meski masih anak-anak, kami juga punya harapan bagaimana caranya kue-kue yang kami bawa bisa berupa menjadi kue-kue yang lezat. Waktu itu di Malang kami terbiasa mendapatkan kue apem. Karena agak bosan menyantap apem, aku berharap isi kue Muludan yang aku dapatkan nantinya isinya bukan apem.

Ibu sendiri punya jajanan khas yang suka kami bawa saat Muludan. Kue andalannya itu adalah kue onbiekoek alias cake kenari dan juga kue karamel alias kue sarang semut. Sebenarnya aku bosan juga membawa kue ini. Siapa tahu penerima kue ini juga bosan.

Rupanya ibu kawanku juga sama. Ada kawanku yang suka bawa lapis legit. Hampir tiap tahun ia bawa lapis legit, tapi anehnya jarang sekali kue tersebut muncul di kotak-kotak kue temanku. Kami suka membandingkan isi kue setelah kotak kue dibagikan. Jadinya aku juga tahu kemana kueku larinya.

Kue-kue yang umum ada pada masa itu adalah kue lapis, donat, roti kukus, pastel, wajik, apem normal, apem kukus alias kue mangkok, apem selong, apem bantat, duh karena banyak yang membawa apem jadinya kemungkinan aku membawa pulang kue apem begitu besar.

Sebenarnya kue apem sendiri memiliki makna yang baik. Ia merupakan simbol ungkapan syukur dan tolak bala. Tapi karena terlalu sering menjumpai dan makan kue apem dulu di Malang, aku dulu sampai bosan. Padahal tak lengkap kendurian bila tak ada kue apem.

Ya, masa-masa membawa kue dan bertukar kue saat Maulidan itu sungguh menyenangkan. Sambil menunggu ceramah usai, kami menantikan kue apa yang bakal kami terima.

Ketika kelas lima SD aku merasai menjadi asisten tukar-menukar kue teman satu sekelas. Akhirnya aku paham kemana kue lapis legit kawanku berakhir.

Gambar dari Kompas

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 19, 2021.

Satu Tanggapan to “Tukeran Kue Saat Maulid Nabi”

  1. Di tempatku juga ada tradisi tukar menukar makanan kayak gini.
    Namanya WEWEHAN

    https://bapakevalkyla.wordpress.com/2013/02/10/wewehan-salah-satu-tradisi-khas-kaliwungu/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: