Tentang Konten Tulisan yang Diambil Tanpa Izin
Aku kecewa tulisanku tentang kucing di web ini dan di Kompasiana banyak di-copas plek tanpa izin oleh situs bernama Meongers. Aku sudah pernah berkirim surat ke mereka dan tak ada tanggapan. Mungkin ke depan aku akan lapor ke DMCA jika artikelku masih terpampang di web mereka.
Mengapa aku marah? Karena situs tersebut komersial, bukan situs perorangan. Mereka melakukan hal yang sangat tidak etis. Mengambili karya milik orang lain dan kemudian melakukan komersialisasi. Bukan hanya 1-2 artikel tulisanku yang diambil mereka. Beberapa juga artikel yang sudah kumuat dalam buku.
Wong tulisan di Kompasiana dan blog ini tidak di-monetize, di Kompasiana juga jarang banget dapat K-rewards, kok ini tega banget. Sudah ambil konten orang, dibisniskan lagi. Keterlaluan.
Apabila mereka sudah menurunkan artikelku, maka artikel ini baru akan kumutakhirkan. Mohon hargailah penulis. Meski sudah era digital, jangan hanya copas, apalagi terima iklan dan monetize dari punya karya orang. Wah aku sungguh marah, serius.
Sumber gambar: Pixabay/Tumisu
Ini mah kurang kontributor ya? Terus fatalnya malah gak izin, apalagi ngasih pemasukan, malah jadi ngisi kesel ama bikin gak habis pikir, hari gini masih ada yang nyolong karya tulis
Kayaknya mereka comot-comot artikel. Siapa tahu korbannya bukan hanya aku.
Saya jadi ikut geram juga keitka membaca ini, Kak.
Kalau bisa dilaporkan, laporkan saja Kak!
Iya nih, sudah pernah kukirim surat, tidak ada tanggapan. Lalu kulihat web mereka dikomersialisasi, kok nggak etis banget ya.
Jujur, ini sangat ngak etis, Mbak. Saya pernah mengalami pengalaman seperti ini, tapi hanya satu tulisan saja yang di “curi.” Itu pun sudah membuat saya gemesss bukan main. Setidaknya kasih kredit begitu ya, atau arahkan link tulisan ke blog asli pemilik tulisan ya. Haduh, bener-bener deh ya, Kak.
Wah turut sedih Ayu. Entah kenapa ya ternyata ada saja orang-orang yang mengambil tulisan orang lain
Heran juga, Kak. Ini termasuk kegiatan mencuri sih.
Semoga kakak bisa mendapatkan jalan keluar yang baik untuk masalah yang sedang dihadapi saat ini ya kak.
Baru sadar, ini dari tadi menggunakan kata tidak konsisten untuk “Mbak”, “kak” haaa. Sorry.