Inang dan Horor Psikologis
Setahuku ini kali pertama Fajar Nugros membesut film horor dan ia cukup berhasil. Film horor Inang meski lebih meneror psikologi daripada mengundang banyak penampakan tetap menarik untuk disimak.
Dari segi alur cerita, pace-nya lambat sehingga penonton harus sabar untuk mengetahui konflik utama dalam film ini. Penonton di awal diperkenalkan sosok Wulan dan masalah yang dihadapinyanya. Apa yang membuat ia trauma dan masalah-masalah yang membentuk karakternya.
Selanjutnya adegan demi adegan berlama-lama di kisaran aktivitas Wulan di rumah keluarga yang akan mengasuh bayinya. Nampak begitu damai hingga penonton bisa saja hampir lupa ini adalah film horor.
Fajar Nugros rupanya mencoba bereksperimen dengan kesabaran penonton dengan memasukkan elemen horor yang kemudian memuncak di bagian akhir.
Dari awal hingga paruh kedua, pengenalan karakter dan dinamika cerita terbangun dengan baik. Paruh kedua menjelang akhir terasa begitu lambat, namun penonton terpuaskan dengan bagian puncak yang mengejutkan.
Musik skoring dari trio Bembi, Tony, dan Aghi berhasil membantu menggiring suasana horor. Alhasil suasana pun terasa cukup mencekam.
Sebenarnya ceritanya tidak begitu seram, ada beberapa bagian yang mengingatkanku pada film Get Out. Tentang mitos Rabu Wekasan, aku hanya tahu ia dijuluki hari paling sial tapi baru tahu jika ada hubungannya dengan nasib bayi yang lahir saat itu
Aku suka dengan mitos dan simbol yang muncul dalam film seperti penggunaan peniti untuk ibu hamil, kejatuhan cecak, juga kamera yang menyorot tikus yang terperangkap ketika Wulan baru masuk rumah besar. Juga ada detail lain yang unik seperti Rabu Mart, berita koran yang menyebut Jokowi dan hari baik.
Juga ada Easter egg di sini. Ada bagian salah satu tokoh membaca Balada si Roy yang sama-sama dibesut Fajar Nugros dan komik Kesatria Elang Jawa dari Nugros Comics. Ini menarik.
Akting Lidya Kandou dan Rukman Rosadi ini sebagai pasutri ini menjadi salah satu perhatian. Rukman ini menurutku underrated, ia berperan bagus di tiap film yg dibintanginya. Naysila sendiri tetap bertahan dengan peran khasnya yaitu karakter naif.
Yang membuatku kecewa adalah kata-kata umpatan yang dengan mudahnya terucap oleh beberapa karakternya. Tidak nyaman kuping saya mendengarnya.
Secara umum Inang adalah salah satu film horor Indonesia pada 2022 yang menarik ditonton. Cerita, karakter, dan nuansa horornya terbangun dengan baik. Skoringnya juga pas. Hanya memang ada banyak umpatan yang terasa menganggu.
Gambar dari IDN Pictures