Apakah TMII Mulai Sepi Pengunjung?

TMII Taman Mini Indonesia Indah mulai dibuka bagi pengunjung umum sejak akhir tahun lalu, setelah mengalami revitalisasi. Sebenarnya tak banyak perubahan yang kulihat di TMII selain parkir kendaraan yang tersentral dan larangan mengemudikan kendaraan pribadi di kawasan TMII. Tapi setelah TMII memiliki wajah baru sepertinya pengunjung mulai berkurang, benarkah?

Jika kuperhatikan memang tak banyak perubahan di TMII selain tempatnya yang terasa lebih rapi dan lapang. Memang ada bangunan baru seperti tempat parkir dan danau berisikan kepulauan Indonesia yang juga lebih terawat. Tapi anjungan-anjungan dan bangunan-bangunan lainnya sepertinya tak banyak perubahan. Tarifnya sendiri Rp25 ribu per orang. Ada biaya masuk untuk kendaraan yang berbeda antara motor dan mobil.

Yang menyenangkan dari wajah baru TMII itu kita adalah kita berjalan kaki dengan lebih tenang. Dulu sedikit-sedikit pejalan kaki dipepet oleh kendaraan pribadi. Asap kendaraan di mana-mana. Saat ini kendaraan yang ada yaitu mobil keliling dan juga kendaraan sewaan.

Sejak TMII berubah, aku beberapa kali ke sana. Biasanya aku turun dari pintu pejalan kaki lalu menunggu mobil keliling hingga sampai di pendopo selamat datang. Setelah itu aku berjalan kaki ke tempat tujuan atau mengantri mobil keliling. Tapi baru Sabtu kemarin aku berkesempatan menumpang mobil keliling karena aku merasa tak sabar melihat antrian pengunjung yang panjang.

TMII

Jumlah mobil keliling tak banyak dijumpai

Nah ketika suatu ketika aku wawancara salah satu petinggi museum di TMII, beliau bercerita jika sejak kebijakan bebas kendaraan ini malah membuat pengunjung TMII jauh menurun. Saat hari kerja TMII relatif sepi pengunjung. Ketika akhir pekan dan libur pun jumlah pengunjung tak sebanyak saat sebelum pandemi. Tapi apakah faktor sepinya pengunjung itu dikarenakan kebijakan larangan berkeliling dengan kendaraan pribadi?

Untuk membuktikan pernyataan tersebut, beberapa kali aku ke TMII, baik saat hari kerja maupun saat akhir pekan. Memang saat hari kerja jumlah pengunjung terbilang tak banyak, apalagi saat musim hujan.

Tapi saat akhir pekan pengunjung masih lumayan rame. Mereka umumnya datang berkeluarga, baik dengan kakek nenek maupun dengan anak-anak mereka. Tujuan favorit mereka adalah gondola atau kereta gantung.

Gondola TMII

Kereta gantung masih jadi favorit pengunjung

Aku mencoba ke sini dengan mba Denik. Sudah lama sekali aku mencoba kereta gantung ini. Mungkin sudah 10 tahun lalu. Antriannya lumayan panjang. Tarifnya naik menjadi Rp50 ribu per orang bolak balik.

Sekitar 30 menit menunggu baru aku dapat tumpangan. Wah karena sudah lama tidak baik, aku agak deg-degan di awal naik. Baru ketika sudah stabil dan kereta tidak goyang-goyang, jadinya lebih tenang menikmati pemandangan. Wah aku ternyata sudah tua, sudah takut ketinggian.

Dan, aku menemukan jawaban mengapa jumlah pengunjung TMII menurun. Ini sudah kuamati beberapa kali. Sebenarnya bukan karena larangan menggunakan kendaraan pribadi yang membuat pengunjung malas ke wahana rekreasi ini, melainkan mobil keliling yang jumlahnya tak sepadan dengan jumlah pengunjung.

Istana boneka dari atas

Istana boneka dari atas gondola


Kami mencoba antri naik mobil keliling. Sebenarnya karena sudah begitu sore, kami tak ada tujuan, selain memang ingin melihat wajah baru TMII lebih dekat. Cukup lama kami mengantri, baru mobil keempat kami bisa naik.

Aku lihat banyak pengunjung yang menunggu di halte dan tempat transit juga kesulitan mendapatkan mobil keliling. Mereka harus menunggu lama. Yang menunggu di halte depan anjungan juga belum tentu bisa terangkut karena penumpang yang penuh sejak di halte pertama.

Wah kalau begini keliling TMII jadi kurang menyenangkan. Memang sih berjalan kaki itu sehat dan menyenangkan. Tapi masalahnya TMII itu luas. Luas sekali. Empat jam belum tentu selesai mengitarinya. Oleh karenanya jika kelamaan menunggu mobil keliling maka suasana hati bakal berubah. Belum lagi yang mengajak kakek nenek dan anak-anak. Wah kasihan mereka jika harus berjalan kaki begitu jauh dari ujung ke ujung.

Bagaimana jika menyewa kendaraan? Dari hasil tanya-tanya sewa kendaraan di TMII tidak murah. Sewa sepeda Rp30 ribu/jam. Sewa motor listrik untuk dua orang sekitar Rp120 ribu/jam. Ada juga sewa kendaraan untuk empat dan enan orang yang tarifnya di atas Rp300 ribu/jam. Mahal sekali. Paling murah ya jalan kaki sambil menunggu mobil keliling.

Danau dan pulau masih gersang

Danau dan pulau masih gersang

Bagaimana agar TMII kembali rame pengunjung? Solusinya sebenarnya bisa dengan memperbanyak jumlah mobil keliling saat akhir pekan, hari libur anak, dan hari libur nasional. Dari hasil CCTV atau survei maka bisa dicek wahana mana yang menjadi favorit pengunjung sehingga sentral pengunjung kiranya ada di sana. Nah di tempat-tempat tersebut mobil keliling diperbanyak.

TMII juga bisa menambah daya tarik tiap wahana. Misalnya mengadakan pertunjukan di tiap anjungan secara bergantian. Atau juga memberikan promo ke wahana berbayar seperti Museum Komodo. Selain itu pengunjung diberikan rute dan peta TMII. Misalnya panah ke kanan itu anjungan apa saja dan museum apa saja. Dengan demikian pengunjung tidak bingung dengan tujuan dan hanya mengandalkan mobil keliling.

Usulan berikutnya adalah memutar film-film yang oke di Teater Keong Mas. Filmnya jangan hanya itu-itu saja, komodo atau alam. Film blockbuster lawas yang masih keren seperti Avatar dan Finding Nemo bisa diputar. Atau juga bisa diadakan lagi festival horor Indonesia seperti yang pernah diadakan sebelum pandemi. Tiketnya terakhir ke sini Rp50 ribu pada hari biasa. 

Keong Mas

Keong Mas sebaiknya juga memutar film yang beken misalnya Avatar atau juga mengadakan festival film animasi atau horor


Menurutku TMII itu tempat rekreasi yang terjangkau dan menyenangkan. Aku jadi banyak olah raga jika berkunjung ke sini. Selain itu aku jadi lebih mengenal Indonesia dengan segala pesona budayanya.

Mudah-mudahan TMII kembali ramai oleh pengunjung sehingga mereka bisa berwisata dengan keluarga dan mendapatkan wawasan bermanfaat untuk lebih mencintai negeri ini.

~ oleh dewipuspasari pada Oktober 3, 2023.

2 Tanggapan to “Apakah TMII Mulai Sepi Pengunjung?”

  1. hi kak, kalo boleh tau jumlah mobil keliling di taman mini saat kakak dtg. ada berapa ya? terima kasih

    • Nggak tahu jumlahnya. Tapi lama banget nunggunya baru datang lagi yang berikutnya. Antriannya panjang, jadi terangkut setelah datang mobil keempat. Seharusnya jumlahnya nggak harus banyak setiap waktu, tapi lebih banyak pada saat-saat puncak pengunjung.

Tinggalkan komentar