Hubungan Toksik dalam “Story of Kale: When Someone’s in Love”

Story of kale
Spinoff dari film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” banyak dibicarakan pada bulan Oktober 2020. Ia adalah “Story of Kale: When Someone’s in Love” yang benang merah dengan film sebelumnya adalah sosok Kale, pemuda berkacamata yang menolak cinta Awan. Ia diperankan oleh Ardhito Pramono.

Film drama berdurasi 77 menitan ini menggunakan alur maju dan mundur. Di awal film ditampilkan Dinda (Aurelie Moeremans), manajer band Arah yang bertengkar hebat dengan kekasihnya, Argo (Arya Saloka). Argo suka main fisik dan merendahkan Dinda dengan ucapannya. Hubungan toksik mereka telah terjalin bertahun-tahun.

Anggota band lainnya kemudian mencoba melerai, mereka takut Dinda diapa-apakan. Kale yang menjadi anggota tambahan di band tersebut ikut membantu melerai, tapi ia malah terkena pukulan dari Argo. Dengan bercanda, Kale berkata Dinda lebih pantas bersama dirinya yang sudah rela mendapat pukulan.

Adegan kemudian beralih ke masa kini. Dinda mengemasi barang-barangnya yang ditinggalinya bersama Kale. Ia kemudian minta putus dan hendak pergi dari rumah itu. Sikapnya yang sekonyong-konyong berubah membuat Kale terkejut. Ia terus berupaya menghalang-halangi niat Dinda untuk meninggalkannya.

Story of kale
Rupanya ada banyak hal yang dirahasiakan Dinda dari Kale.

Hubungan cinta toksik menjadi landasan cerita ini. Tak sepatutnya hubungan yang diwarnai kekerasan fisik dan verbal menjadi pembenar hubungan tersebut berlandaskan oleh cinta. Mereka yang mencintai secara tulus ke pasangannya tak akan berniat dan melakukan hal buruk ke pasangannya tersebut. Itulah nasihat Kale ke Dinda agar ia mau melepaskan Argo. Tapi nasihatnya itu bak bumerang baginya karena Dinda kemudian beranggapan Kale tak jauh berbeda dengan Argo.

Aku suka dengan pesan dalam film ini agar lebih menghargai diri sendiri dan jauh-jauh dari hubungan toksik yang malah merugikan diri sendiri.

Dari ceritanya, premisnya sederhana dan sebenarnya tak ada yang baru. Ceritanya fokus ke Dinda, Kale, dan Argo, juga teman-teman bandnya. Ya ceritanya hanya sekelumit.

Story of kale
Aku sendiri merasa bosan dengan film ini karena alurnya datar, konfliknya berulang, dan dialog Dinda dan Kale rasanya itu-itu saja.
“Nggak gitu.. “
“Nggak gitu cara kerjanya, Kale..”
“Aku harus gimana…”

Dari segi akting juga biasa saja.

Karakter Dinda di sini juga kurang menarik sehingga rasanya agak gimana gitu melihat Kale berjuang agar Dinda tidak pergi darinya.

Visualnya ini yang memang patut diapresiasi dari Visinema Pictures. Pilihan warna, pencahayaan, dan editingnya bagus.

Oh iya aku malah salah fokus dengan karakter Hanum dalam film ini. Ia gadis cantik berambut cepak yang di sini berperan sebagai drummer band Arah. Rupanya band ini eksis dan ia juga sebagai drummernya. Hanum juga diperankan Azizah Hanum yang dulunya reporter NET. TV dan pembawa berita di CNN Indonesia. Kini ia menjajal karier sebagai drummer. Wah keren.

Azizah Hanum
Oh iya film ini dulu tayang di Bioskop Online. Sejak beberapa hari lalu ia tayang di Netflix.

Gambar dari Pop Mama, Hipwee, Mariviu, dan Indozone

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada April 9, 2021.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: