Nona Nasi Goreng
Aku memanggilnya nona nasi goreng. Pasalnya, ia doyan sekali menyantap nasi goreng. Jika makan siang ia hampir selalu menyantap nasi goreng. Bukan nasi goreng mahal, melainkan nasi goreng sosis dan bakso curah yang dijual abang gerobak.
Ia nampak bahagia sekali menyantapnya. Ia menyantap dengan tenang, seperti menikmati masa-masa berdua nya bersama nasi goreng. Aku sendiri sebenarnya heran kenapa bisa ada penjual nasi goreng dan bakmi siang-siang.
Jika abang nasi goreng libur jualan, ia langsung nampak panik. Tapi kini sudah banyak aplikasi daring pemesanan makanan jadinya ia tak merasa was-was. Kulihat ia memesan aneka nasi goreng, dari nasi goreng kambing, nasi goreng babat, nasi goreng teri, dan nasi goreng ikan asin.
Ia memang pantas disebut nona nasi goreng.
Omong-omong ia tadi membawa bekal nasi goreng untuk sarapan. Nasi goreng itu katanya buatannya sendiri. Isinya memang campur aduk, ada wortel dan jamur segala. Juga ada potongan udang. Ia membaginya denganku.
Melihat penampilannya sebenarnya tidak meyakinkan. Aku takut dengan suapan pertamaku.
Aku takut, aku takut rasanya tak enak. Eh ternyata lumayan juga.