Ani dan Buku Kuliner

Buku makananItu Bapak Budi. Dia seorang pria biasa dengan pekerjaan biasa dan kehidupan yang juga biasa.

Baginya hal yang biasa-biasa saja sudah cukup, demikian pendapatnya yang selalu disampaikannya ke anak-anaknya, tapi Ani menolaknya. Besoknya, Budi kepikiran tentang putrinya tersebut. Kenapa ia tak setuju dengan pendapatnya. Bukannya mereka bisa hidup cukup dan nyaman dengan kehidupan serba biasa ini.

Ani sendiri anak yang tidak suka jadi biasa-biasa saja. Ia punya pikiran besar dan sebuah ambisi. Ia ingin pandai memasak dan memiliki sebuah kedai dengan perpustakaan dan teater mini di dalamnya. Aku akan mewujudkannya ayah, tunggu saja, kata Ani. Sejak Ani menolak pemikiran ayahnya, ia makin bersemangat untuk belajar memasak dengan bantuan video-video dan resep masakan yang tersebar di dunia maya.

Bapak Budi dan Budi menyadari masakan-masakan sejak hari itu memiliki rasa yang berbeda. Rasa yang tak konsisten setiap harinya. Kadang-kadang lezat, Kadang-kadang cemplang tak karuan. Namun Budi dan ayahnya tak berani menyampaikan pendapatnya dengan jujur kepada Ani. Ani sudah ingin hidup tak biasa-biasa saja. Ia sudah mewujudkannya dengan masakannya yang tak biasanya.

Suatu ketika Ani berkata telah memasak tumisan jamur. Sebuah sajian istimewa. Melihat raut wajah putrinya, Bapak Budi tahu masakan Ani tak biasa-biasa saja. Ani tersenyum lebar nampak bangga dengan masakannya. Bapak Budi membelalak, rasa masakannya memang lezat.

Namun tak lama setelah menyantap masakan tersebut, Bapak Budi merasa kepala dan matanya berat. Ketika membuka matanya, ia merasa jiwa dan badannya terpisah. Ia bisa melihat jiwanya tertidur di meja makan sementara Ani berusaha membangunkannya.

Jiwa itu tak bisa melayang. Bapak Budi meronta-ronta. Ia berteriak tapi tak ada suara. Ani juga tak bisa melihatnya.

Ani mendekatinya. Ia menutup halaman buku yang tadi terbuka. Sejak itu gelap. Bapak Budi tak bisa melihat apa-apa. Rupanya jiwanya terjebak di buku pelajaran. Halaman buku yang jadi rumahnya sekarang membahas tentang aneka tanaman.

Sejak itu hidup Pak Budi tak biasa-biasa. Ia harus menunggu, halaman buku terbuka dan jiwanya kembali menyatu dengan badannya.

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada Januari 28, 2023.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: