The Last of Us Episode 7, Kembali Flashback
Episode ketujuh The Last of Us mengingatkan akan episode ketiga series ini. Ceritanya sama-sama flashback, ada unsur LGBT, dan juga menyedot waktu lama, dengan hanya menyisakan sedikit untuk perkembangan cerita.
Ceritanya melanjutkan episode sebelumnya di mana Joel tertusuk dan melemah. Ia tak mampu bergerak dan meminta Ellie pergi mengabarkan kondisinya ke adiknya. Meski ia memintanya agar mendapatkan bantuan akan tetapi jika melihat kondisinya, ia tak akan tertolong meski andaikata Ellie mendatangkan Tommy selekasnya.
Di saat seperti ini Ellie teringat akan sahabatnya, Riley (Storm Reid) yang juga disukainya. Seperti dalam game, Ellie ternyata seorang lesbian.
Semasa masih sehat, Ellie tinggal di dalam asrama FEDRA. Suatu ketika sahabatnya datang dan mengajaknya berjalan-jalan keliling kota saat dini hari. Rupanya Riley telah bergabung dengan Firefly sehingga ia tak kelihatan sekian lamanya.
Ellie nampak kagum dengan isi mal. Selama ini mereka diminta menjauhi karena ada desas-desus ada yang terinfeksi di dalamnya.
Anehnya sumber tenaga mal masih ada. Mal langsung menyala terang, bahkan komidi putar pun masih bisa berjalan. Toko-toko sebagian masih ada barangnya, lainnya dijarah. Bahkan Ellie dan Riley masih bisa bermain Mortal Kombat dan berfoto di photo booth. Tapi keasyikan mereka terhenti oleh serangan zombie. Keduanya terluka.
Sebenarnya flashback-nya menarik hanya durasinya kepanjangan sehingga ceritanya seperti tak ke mana-mana. Padahal hanya menyisakan dua episode lagi di musim pertama ini. Untunglah adegan LGBT-nya tak sevulgar episode ketiga, meskipun rasanya janggal melihat adegan tersebut dilakukan oleh remaja 14 tahunan.
Adegan yang janggal adalah di mal. Setelah sekian lama ternyata penerangan dan sumber tenaga masih baik-baik saja. Perangkat permainan dan komidi putar juga masih berjalan dengan baik, ini malah terasa aneh, mengingat mal sudah lama terbengkalai.
Adanya permainan Mortal Kombat jadi berasa nostalgia. Dulu game ini begitu populer dan aku juga suka memainkannya. Baru ketika dewasa aku sadar game ini begitu sadis, apalagi bagian fatality-nya.
Tinggal dua episode lagi, semoga episode mendatang makin baik.
Gambar milik HBO