Bali Jadi Favorit dalam Film Manca, Bahkan Sejak Masih Era Hitam Putih

Bali banyak menarik perhatian sineas mancanegara. Ada deretan film mancanegara yang berlatarkan Bali, seperti film Eat Pray Love, Ticket to Paradise, Memories of Bali, Kiss Kiss Ko, Toute La Beauté Du Monde, Alex Cross, dan Bali Big Brother. Rata-rata film tersebut dirilis di atas tahun 2000-an. Namun sebelum film-film tersebut, rupanya ada film-film lawas yang juga berlatar di Bali. Jumlahnya tak sedikit.

Tahun 1970 ada film drama romantis Italia berjudul Bali. Sayang tak banyak info tentang film yang dibesut oleh Paolo Heusch dan Ugo Liberatore. Kalau lihat posternya sepertinya mengandung unsur erotis dan horor. Ada leak segala di dalam posternya.

Lalu pada tahun 1972 ada film Italia yang dibesut oleh Guido Zurli berjudul The Virgin of Bali (La Virgin Di Bali). Film ini bercerita tentang seorang pria yang jenuh dengan kesibukan di Inggris lalu berupaya mencari ketenangan di Bali. Di pulau ini ia menjumpai banyak hal, termasuk dapat bermain dengan anak-anak di pantai.

Yang menarik naskah film ini ditulis oleh pemilik nama yang sepertinya orang Indonesia, ShahMardeka Effendi, bersama Guido Zurli. Sementara pemerannya ada George Ardisson dan Lea Lander. Rupanya film ini memang bekerja sama dengan Darma Putra Djaja Film dari Indonesia.

La vergine di bali
Selanjutnya pada1994 ada The Endless Summer II yang menceritakan tempat-tempat seru untuk surfing, termasuk di Bali dan Jawa. Film ini merupakan kelanjutan film yang dirilis tahun 1966. Sutradaranya adalah Bruce Brown.

Nah, rupanya sejak tahun 1910-an sudah ada pihak-pihak yang berupaya mendokumentasikan kebudayaan dan keseharian masyarakat Bali, baik lewat foto-foto, maupun dalam bentuk video. Pada tahun 1928 ada Imaji dari Masa Lampau yang merupakan bagian dari CD Bali 1928. Dalam video dokumenter ini penonton bisa menyaksikan cuplikan kehidupan masyarakat Bali sehari-hari, beserta tokoh-tokoh terkenal Bali seperti Ida Boda dan Ida Pedanda Made Sidemen. Selain itu juga ditampilkan suasana persiapan upacara Ngaben, pedagang kaki lima, hingga upacara penaburan abu jenazah.

Film ini merupakan karya dari Colin McPhee. Dokumenter ini disajikan bisu, tanpa suara, dan masih hitam putih. Total ada sembilan volume, dengan tiap volume menyajikan sesuatu yang berbeda alias tematik.

Nah pada tahun 1930-an ada dua film tentang Bali. Para pemerannya warga setempat, namun kru filmnya dari mancanegara. Kedua film tersebut adalah Virgin of Bali (1932) dan Legong: Dance of the Virgins (1935).

Virgin of bali
Film Virgin of Bali merupakan film dokumenter hitam putih berdurasi 11 menitan. Film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari dua perempuan bersaudara dari pagi hari, mandi di sungai, memberi makan ternak, berjualan di pasar, hingga persiapan pernikahan. Musik latarnya memiliki unsur khas Bali.

Film ini disutradarai oleh Deane H. Dickason. Dua pemeran dalam film tersebut di antaranya Ni Wayan Tagai dan  Ni Wayan Ugambon.

Sedangkan film berikutnya adalah film Legong: Dance of the Virgins (1935). Film ini bisu tapi sudah filmnya sudah berwarna.
Ceritanya juga tentang dua kakak beradik yang menyukai pria yang sama, hingga salah satu dari keduanya kemudian patah hati.

Kedua film ini, terutama Legong: Dance of the Virgins mengandung pro dan kontra selama pemutaran di Amerika karena dianggap seronok dan mengeksploitasi tubuh pemain. Tapi sepertinya mereka tidak tahu bahwa perempuan Bali pada masa tersebut memang kebanyakan tidak menutup tubuh bagian atasnya. 

Untuk film ini akan kubahas nanti-nanti ya.
Selamat merayakan Jumat Agung bagi yang merayakan. Selamat tarawih teman-teman.

Gambar dari Mubi, IMDb

Iklan

~ oleh dewipuspasari pada April 7, 2023.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: