Konklusi “Justice League” Versi Zack Snyder
Ini adalah artikel ketiga tentang Zack Snyder’s Justice League. Karena aku punya waktu maka akan kuselesaikan di artikel ini. Hati-hati tulisannya bakalan panjang dan penuh spoiler. Oh iya mohon maaf ceritanya mungkin lompat-lompat, tak beraturan.
Aku tak akan bahas satu-persatu bagian. Total ada enam bagian dan satu epilog dengan durasi empat jam dua menit (dengan credit) Judul dari enam bagian tersebut adalah 1. Don’t Count on It, Batman; 2. The Age of Heroes; 3. Beloved Mother, Beloved Son; 4. Change Machine; 5. All the King’s Horses; 6. Something Darker; and Epilog: A Father Twice Over.
Secara umum cerita dari versi Zack Snyder ini tak jauh beda dengan versi Joss Whedon. Hanya nuansanya lebih gelap, pencahayaannya juga lebih muram, pilihan tembangnya melodramatis, dan karakter dua superhero lainnya lebih tergali (The Flash dan Cyborg), juga petunjuk ke sekuel – yang nampaknya sulit untuk dilayarlebarkan.
Inti ceritanya adalah Steppenwolf (Ciaran Hinds) yang merupakan paman dari Darkseid (Ray Porter) berharap ia mendapatkan penghargaan apabila ia dapat menyatukan tiga motherbox. Apabila motherbox itu menyatu, bumi bisa hancur. Oleh karenanya misi Justice League yang utama adalah mencegah penyatuan itu terjadi. Karena mereka kalah kuat dengan Steppenwolf dan parademons nya yang begitu banyak, maka mereka melakukan cara yang ‘dark’ yaitu menghidupkan Superman (Henry Cavill).
Nah di sini tiap-tiap sekuens ditampilkan dengan detail dan menarik. Seperti bagaimana Lois Lane (Amy Adams) yang begitu berduka. Ketika ia berjalan, ia diiringi dengan tembang yang melodramatik.
Ia menarik diri dan enggan kembali bekerja sebagai reporter. Ia nampak membereskan sesuatu, alat tes kehamilannya. Lois kembali bersemangat ketika calon ibu mertuanya, Martha (Diana Lane) memberikan nasihat untuk melanjutkan hidup.
Tanpa diduga dan ini membuat fans tersungging, ada makhluk yang menyamar sebagai Martha. Ia adalah Martian Manhunter, makhluk penjaga galaksi, yang seingatku pernah muncul di film animasinya.
Upaya Steppenwolf merebut motherbox ini adalah upaya kedua. Sebelumnya Darkseid sendiri yang melakukannya. Dengan bantuan Zeus, Ares, para Green Lanterns, para Amazons dan Atlanteans, serta bangsa manusia maka upaya tersebut digagalkan.
Si Prajurit Tua Steppenwolf
Steppenwolf di sini nampak sebagai prajurit tua yang sebenarnya sudah hampir putus asa. Upayanya untuk menyatukan motherbox dipandang remeh oleh DeSaad yang merupakan penasihat dan komandan penyiksa musuh dari Darkseid.
Meski sudah tua, kekuatan Steppenwolf tak dapat dipandang enteng. Ia diperankan secara apik oleh Ciaran Hinds yang beken lewat perannya sebagai Mance Rayder di serial “Game of Thrones”.
Tentang Batman (Ben Affleck) dan Diana Prince (Gal Gadot) alias Wonder Woman mungkin tak kubahas secara panjang. Hubungan keduanya sebagai tim semakin baik. Batman menurutku dari segi fisik dan tingkat kebrutalan pas diperankan Ben Affleck. Di sini Alfred yang diperankan Jeremy Irons nampak tidak terlalu tua dan lebih pantas jadi partner kerja dibandingkan jadi pengurus rumah tangga.
Sosok Aquaman (Jason Momoa) di sini tak begitu banyak dieksplorasi. Di sini ia nampak liar, seenaknya, sekaligus misterius. Di sini penonton sudah diperkenalkan dengan Mera (Amber Heard) dan Vulko (Willem Dafoe).
Kupikir Aquaman baru kenal dengan Mera pada film solonya, yang latarnya setelah peperangan dengan Steppenwolf. Tapi mungkin aku salah.
Bagaimana dengan Superman? Ia nampak bingung dan bengis pada saat baru dibangkitkan. Di sini ia nampak tak main-main. Ia sungguh-sungguh hendak menghajar Batman dan melumpuhkan calon rekan timnya. Ia juga tak serta-merta menolong teman-temannya. Ia mendapat waktu yang cukup untuk memulihkan diri.
Apresiasi Zack Kepada The Flash dan Cyborg
Nah yang menyenangkan di sini Zack berbuat adil kepada The Flash yang diperankan Ezra Miller. Ia tak nampak terlalu culun di sini, bahkan ia nampak mandiri dan berani berinisiatif. Hubungannya dengan ayahnya yang dipenjara juga diperlihatkan.
The Flash nampaknya sedang berupaya mencari pekerjaan. Ia bertemu Iris tak terduga ketika Iris hampir mengalami kecelakaan. Ketika Batman menawarinya bergabung dengan Justice League, ia langsung menerima karena ia ingin membuat ayahnya bangga.
Penonton di sini langsung diberikan gambaran kekuatan The Flash lainnya yaitu The Flashpoint. Ia mampu membalikkan arah waktu secara beberapa saat dengan berlari dengan begitu kencang. Namun ia ragu melakukannya karena bisa berefek memunculkan timeline alternatif.
Cyborg (Ray Fisher) juga mendapatkan porsi yang cukup untuk pengenalan siapakah dirinya. Ia awalnya remaja yang aktif dan seorang atlit. Naas ia dan ibunya mengalami kecelakaan. Ayahnya yang berduka, Silas Stone (Joe Morton), yang seorang peneliti teknologi alien, kemudian mencoba membuatnya tetap hidup dengan menjadikannya manusia robot, menggunakan kekuatan motherbox.
Cyborg di awal membenci ayahnya. Ia benci kondisinya. Tapi kemudian ia menyadari kekuatannya adalah hadiah. Ia kemudian bergabung dengan Justice League dan menjadi anggota yang kontributif. Namun, ia gagal menyelamatkan ayahnya.
Misi Bunuh Diri Batman dkk
Sosok parademons sudah diketahui oleh masyarakat. Awalnya mereka mengira itu Batman karena memiliki sayap. Oleh karenanya Batman merasa mereka harus segera bertindak.
Tanpa Superman, misi mereka merebut motherbox seperti bunuh diri. Batman mencoba menggunakan kendaraannya untuk masuk ke wilayah musuh. Ia memang kuat, tapi ia juga tak tahan menghadapi parademons yang begitu banyak.
Wonder Woman dan Aquaman juga kewalahan melumpuhkan Steppenwolf. Tali lasso Wonder Woman tak cukup kuat menahan Steppenwolf. Cyborg sendiri berfokus untuk memisahkan motherbox dengan bantuan The Flash.
Untungnya di menit-menit terakhir Superman hadir. Ia lawan yang sepadan dengan Steppenwolf.
Pada saat itu motherbox akhirnya menyatu hingga kemudian The Flash menggagalkannya dengan kemampuannya memutar waktu selama beberapa saat.
Pasukan Darkseid sudah terlihat di dimensi seberang. Wonder Woman lalu mengirimkan mayat Steppenwolf ke arah mereka.
Bagian pertarungan ini berbeda dengan versi Joss yang lebih ringan. Tak ada evakuasi penduduk. Tak ada bagian Wonder Woman yang tersenyum. Wonder Woman juga nampak membunuh Steppenwolf secara brutal.
Bagian epilog tak kalah menarik. Batman memberikan ruangan besar untuk tempat mereka berkumpul. Ia berargumen anggota mereka bisa bertambah. Lainnya kembali ke kehidupan semula.
Lalu Batman kembali bermimpi buruk. Tentang ia bertemu Joker, Slade Wilson Mera, serta Superman yang menjadi jahat di dunia yang kacau. Mimpi yang hampir sama ketika ia diberitahu The Flash bahwa kuncinya terletak pada Lois dalam film “Batman v Superman”. Situasinya mirip dengan cerita dalam “Injustice” tapi seperti ya tak akan dibuat dalam waktu dekat atau malah tak akan dibuat sama sekali.
Joker kembali diperankan Jared Leto. Di sini ia masih nampak ‘gila’ tapi juga menyedihkan. Ia nampak terpukul ketika mendengar Batman berkata Harley Quinn sudah tewas.
Yang pasti aku puas menyaksikan Justice League versi Zack Snyder ini. Ia nampaknya benar-benar menyukai kisah superhero DC dan memiliki visi ke depan tentang cerita superhero tersebut. Ia memberikan penghargaan yang pantas untuk tiap-tiap superhero.
Cerita jagoan DC dikenal memiliki cerita yang relatif suram. Jadi buat apa sengaja dibuat ringan dan berwarna, jika memang itu kekhasannya.
Tamat
Gambar dari Warner Bros dan HBO Max di IMDb